TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perempuan tersangka utama pembunuhan Kim Jong-nam diketahui membawa tumpukan uang dan memotong rambut sehari sebelum meracun kakak tiri pemimpin Korea Utara Kim Jong-un di bandara internasional Kuala Lumpur.
Menurut resepsionis salah satu hotel di mana si tersangka pembunuh menginap, perempuan yang check in di bawah nama Vietnam bernama Doan Thi Huong Minggu 12 Februari itu bergegas pergi pagi-pagi buta Senin itu atau hari terjadinya pembunuhan.
Dia kemudian kembali ke hotel dengan wajah sama sekali tidak terlihat stres.
Polisi Malaysia yakin perempuan ini adalah orang yang pada pukul 8:20 Senin pagi itu mendekati Kim Jong-nam dari belakang pria malang itu, di terminal maskapai murah di Kuala Lumpur.
Dia kemudian menyemprotkan zat beracun ke wajah Kim Jong-nam.
Doan mengaku kepada polisi Malaysia bahwa dia telah ditipu untuk acara lucu-lucuan.
Wanita kedua yang berpaspor Indonesia bernama Siti Aisyah diduga menjadi mitra Doan untuk membuat acara lucu-lucuan itu.
Ternyata pengakuan wanita tersangka pembunuhan kepada polisi itu bertolak belakang dengan para karyawan dua hotel dekat bandara yang justru memberikan kesaksian penting mengenai pergerakan Doan sebelum pembunuhan yang malah terlihat tenang dan terencana.
Seorang penyelidik swasta berkata kepada Reuters prilaku Doan ini adalah ciri khas agen-agen dinas rahasia.
Doan adalah orang pertama yang check in di hotel bintang dua Qlassic Hotel, Sabtu 11 Februari.
Seorang staf hotel yang meminta namanya dirahasiakan mengatakan bahwa perempuan berpaspor Vietnam itu memilih kamar yang paling murah tanpa jendela.
"Saya ingat dia ingin memperpanjang tinggal di sini dan telah siap membayar dengan segepok uang di tangannya," kata karyawan lain Hotel Qlassic, seorang petugas front-desk yang meminta disebut dengan Sia saja.
Setelah satu malam menginap di hotel ini, Doan check in di CityView Hotel, dengan menentang satu koper, ransel dan boneka teddy bear besar, kata resepsionis hotel ini kepada Reuters seraya meminta merahasiakan namanya.
Karyawan hotel ini menyebutkan bahwa Doan berbicara dalam Bahasa Inggris.
Malam sebelum pembunuhan, dia meminjam gunting dari front desk, dan kemudian seorang pelayan hotel menemukan ceceran helai rambut di lantai dan di dalam kotak sampah keesokan harinya.
"Pelayan ini menemukan gunting di meja ruangan. Dan ada helaian rambut di lantai kamar itu, (Doan) membuang helaian-helaian rambut itu ke tempat sampah namun ada yang masih tercecer," kata resepsionis hotel ini.
Dia mengaku keesokan harinya Doan mengenakan kaus yang kemudian terekam kamera CCTV bandara yang bertuliskan "LOL Girl".
Menurut pegawai hotel, Doan keluar hotel hampir sepanjang pagi itu, untuk kemudian kembali dengan wajah "santai" dan "tidak menunjukkan marah atau cemas".
Doan mengeluhkan Wifi di kamarnya dan ketika manajemen hotel mengabarkan kepada dia bahwa masalah Wifi itu baru bisa diatasi sore hari, dia pun memutuskan check out dari hotel dan pergi begitu saja.
Dia kemudian check in di SkyStar Hotel, juga terletak dekat dari bandara, dan pindah hotel setelah semalam menginap di sini.
Tidak diketahui di mana kemudian Doan menginap setelah hotel ini.
Namun polisi menyatakan dia ditangkap Rabu pagi atau 48 jam setelah pembunuhan, di terminal yang sama di mana Kim Jong Nam diserang.
"Jika Anda tanya saya, apakah gerakan perempuan ini menunjukkan dia agen dinas rahasia, maka saya akan bilang ya," kata seorang penyelidik swasta di Kuala Lumpur yang meminta namanya tidak disebutkan seperti dikutip Reuters.
"Begitulah mereka bergerak. Mengubah penampilan, bertransaksi dengan uang tunai, tidak meninggalkan jejak dan terus berpindah-pindah." (Antara)