News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Lima Nota Kesepahaman dari Pertemuan Presiden Jokowi dengan Presiden Perancis

Penulis: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sejumlah Pelajar menyambut Presiden Joko Widodo dan Presiden Perancis Francois Hollande saat di Istana Merdeka, Jalan Medan Merdeka Utara. Jakarta, Rabu (29/3/2017) Kunjungan tersebut menghasilkan kesepakatan hubungan kerjasama sebesar 2,6 milyar dolar AS. (Warta Kota/Henry Lopulalan)

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo menyampaikan apresiasinya atas kunjungan yang dilakukan oleh Presiden Prancis François Hollande ke Indonesia pada Rabu (29/3/2017).

Bagi Indonesia sendiri, kunjungan Presiden Prancis kali ini merupakan kunjungan yang pertama setelah 31 tahun silam.

Itulah sebabnya Presiden menyatakan bahwa kunjungan kali ini adalah kunjungan bersejarah.

"Merupakan kehormatan bagi Indonesia untuk menerima kunjungan Presiden Prancis. Kunjungan ini merupakan kunjungan yang bersejarah setelah hampir 31 tahun tidak pernah ada kunjungan seorang Presiden Prancis ke Indonesia," ujar Presiden Joko Widodo mengawali pernyataan pers bersama di Istana Merdeka, Jakarta.

Pertemuan kedua kepala negara berlangsung hangat dan produktif. Kedua negara sepakat untuk memperkuat komitmen dalam sejumlah bidang kerja sama.

Di bidang ekonomi, sejumlah pengusaha Prancis yang turut serta dalam kunjungan Hollande ini telah menyepakati komitmen investasi sebesar USD 2,6 miliar.

"Indonesia dan Prancis memiliki hubungan kerja sama strategis yang sangat baik termasuk di bidang ekonomi. Saya menghargai kunjungan Presiden Hollande kali ini disertai oleh sekitar 40 pengusaha. Saya menyambut baik komitmen baru investasi pengusaha Prancis, sekitar USD 2,6 miliar untuk peningkatan kerja sama di bidang energi, infrastruktur, dan retail," ungkapnya.

Dalam pertemuan tersebut, Presiden Joko Widodo turut menyampaikan perhatian besar yang diberikan pemerintah Indonesia terhadap isu pengelolaan berkelanjutan bagi produk kelapa sawitnya.

Ia juga berterima kasih kepada pemerintah Prancis yang telah membantu Indonesia dalam melawan perlakuan diskriminatif bagi produk kelapa sawit Indonesia di pasar Eropa.

Sebelumnya, pemerintah negara yang terkenal dengan Menara Eiffel-nya itu telah membatalkan pemberlakuan pajak progresif bagi produk kelapa sawit Indonesia.

"Indonesia menyampaikan apresiasi kepada Pemerintah Prancis yang telah membantu melawan tindakan diskriminatif terhadap produk kelapa sawit Indonesia. Saya telah jelaskan bahwa isu sustainability bagi kelapa sawit merupakan prioritas bagi Indonesia. Indonesia juga menyampaikan usulan agar pola kerja sama yang sudah terjalin untuk produk kayu, melalui lisensi FLEGT, juga dapat dilakukan untuk produk kelapa sawit Indonesia," ucap Presiden.

Selain itu, kedua negara bersepakat untuk membangun kerja sama bilateral baru dalam dua bidang, yakni di bidang maritim dan juga ekonomi kreatif.

Di bidang maritim, Indonesia berharap agar penangkapan ikan ilegal dapat diberlakukan sebagai sebuah tindak kejahatan terorganisasi transnasional.

"Di bidang ekonomi kreatif, kerja sama di bidang sinematografis, perfilman, fesyen, dan ekonomi digital akan dikembangkan," Jokowi menambahkan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini