Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Tokyo
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Enam peragawati cantik dengan tinggi minimal 179 cm itu berlaga di kain merah peragaan busana Tokyo tadi malam.
Penampilan mereka memukau para penonton bukan hanya lewat kecantikannya saja, tetapi dengan kain Maluku Tenggara Bagian Barat atau kain dari Kepulauan Tanimbar.
"Syukurlah peragaan busana kita sukses di Jepang ini berkat bantuan semua pihak tentunya," kata Wignyo Rahadi, desainer peragaan busana tersebut khusus kepada Tribunnews.com, Kamis (6/4/2017).
Pihaknya sangat beruntung karena peragaan ini yang mendapat bantuan dari Inpex perusahaan Jepang serta anggaran Pemda Tanimbar, memberikan respons atau tanggapan sangat positif terhadap kegiatan ini.
"Saat mengajukan usulan fashion ini Pemda Tanimbang sangat tanggap dan baik sekali, positif sekali sehingga kita menyiapkan dengan baik pula untuk acara ini," kata dia.
Desain baju yang diperagakan para model itu asli milik karya Wignyo.
"Ini semua kreativitas saya yang terinspirasi oleh budaya tradisional Jepang. Tanimbar sendiri kan budaya Indonesia Timur dan Jepang pun adalah negara di Asia Timur. Jadi bagaimana kita bisa padukan East dan East tersebut sehingga tampak cantik indah," kata dia.
Inspirasi itulah yang dimunculkan dalam desainnya yang memadu model Indonesia timur dari Tanimbar dengan kainnya, menyelipkan Obi atau bagian pinggang untuk baju Jepang serta model kimono. Sehingga jadilah desain baju yang bervariatif seperti yang diperagakan malam itu.
Dari peragaan ini para penonton sekitar 100 orang dari kalangan pengusaha Jepang sangat puas dan cukup terpesona dengan karya dan aset bangsa Indonesia dari Tanimbar ini.