Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, YANGON - Tim penyelamat mengevakuasi 29 jenasah korban pesawat militer Myanmar yang jatuh di laut lepas pantai selatan Myanmar, Kamis (9/6/2017).
Pesawat militer Myanmar tersebut hilang kontak dengan membawa penumpang 122 tentara, anggota keluarga, dan kru.
Dijelaskan 21 orang dewasa dan 8 anak-anak adalah jenasah yang berhasil dievakuasi dari Laut Andaman di kota pesisir Launglon oleh kapal angkatan laut dan sipil.
Demikian dirilis militer pada halaman resminya di situs media sosial Facebook.
Kesedihan mendelam sangat dirasakan Yuzana (19), dimana kedua orangtua dan adik laki-lakinya turut menjadi korban pesawat militer Myanmar.
"Aku hanya ingin menangis," ucap Yuzana, (19) dengan suara gemetar.
"Ayahku mengatakan ia membeli ponsel untuk saya. Ibu saya membeli sebuah tas untuk sekolah saya," kisah Yuzana, kepada Reuters melalui telepon.
Sembilan kapal angkatan laut, lima pesawat militer dan dua helikopter akan tetap melakukan pencarian korban untuk hari kedua, dibantu kapal sipil.
Pesawat angkut militer buatan Cina Y-8-200F mengalami hilang kontak 29 menit setelah lepas landas saat terbang di 18.000 kaki (5,485 meter) dari Laut Andaman, sekitar 43 mil (70 km) barat kota Dawei.
Awalnya ditemukan roda pesawat, dua jaket dan beberapa tas pakaian yang diyakini berasal dari pesawat hilang ditemukan tim SAR.
Penyebab insiden masih belum diketahui.
Pesawat itu membawa 122 penumpang, 108 penumpang terdiri dari tentara dan anggota keluarga mereka, selain 14 kru.
Di antara 108 penumpang, adalah 15 anak-anak, 58 orang dewasa, dan 35 prajurit.
Pihak militer mengatakan pesawat dioperasikan pilot berpengalaman, Letnan Kolonel Nyein Chan dengan 3.162 jam terbang, dua rekan pilot dan insinyur penerbangan. (Reuters)