News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sepak Terjang Maute Bersaudara Menjadi Pimpinan Teroris di Marawi, Ceritanya Sungguh Tak Disangka

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Sepak terjang kakak beradik Omarkhayam dan Abdullah Maute di Marawi, Filipina selatan, dimulai bertahun-tahun lalu.

TRIBUNNEWS.COM, FILIPINA - Sepak terjang kakak beradik Omarkhayam dan Abdullah Maute di Marawi, Filipina selatan, dimulai bertahun-tahun lalu.

Setelah lulus dari SMA Kristen Dansalan College, Maute bersaudara menempuh studi di Timur Tengah.

Menurut Sidney Jones, selaku direktur Institute for Policy Analysis of Conflict di Jakarta, serta Rommel Banlaoi, yang menjabat Philippine Institute for Peace, Violence and Terrorism Research di Manila, kakak beradik tersebut berbeda jurusan.

Omarkhayam menuju Universitas Al-Azhar di Kairo, Mesir, sedangkan Abdullah ke Yordania. Dalam periode inilah, menurut Jones,

Maute bersaudara mengalami proses radikalisasi.

Farhana Romato Maute, Ibunda Maute bersaudara. (Inquirer)

Selang 10 tahun kemudian, kata Banlaoi, mereka kembali ke Mindanao dan mendapat arahan dari Ustadz Sanussi asal Indonesia.

Melalui jejaring pria yang belakangan menjadi buronan inilah, Maute bersaudara dapat menjalin kontak dengan sejumlah milisi Asia Tenggara, seperti pembuat bom asal Malaysia, Zulkifli bin Hir.

Status sosial keluarga Maute yang merupakan bagian dari kaum elite Mindanao menambah kuat posisi Omarkhayam dan Abdullah. Ayah mereka merupakan seorang insinyur dan ibu mereka terlibat dalam konstruksi dan properti Mindanao.

Terbang puing-puing ketika jet tempur Angkatan Udara Filipina membombardir lokasi militan ISIS dalam pertempuran di Kota Marawi, Filipina Selatan, Jumat (9/62017). (AP)

Baca: Balas Serangan Tentara Filipina di Marawi, ISIS Andalkan Penembak Jitu

Bahkan, menurut Banlaoi, keluarga Maute punya hubungan darah dengan para petinggi Front Pembebasan Mindanao (MILF).

"Koneksi-koneksi ini memberikan semacam perlindungan kepada kelompok tersebut," ujar Banlaoi kepada kantor berita AFP.

Sejak konflik di Marawi meletus, ayah dan ibu Maute telah ditangkap. Aparat menyebut penangkapan ibu Maute sangat penting karena dia diduga menjadi penyokong dana kelompok tersebut.

Bahkan, kata Banlaoi, ketujuh putra keluarga Maute terlibat dalam konflik di Marawi.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini