TRIBUNNEWS.COM, KUALA LUMPUR - Pasukan anti-terorisme Malaysia menguak penyaluran dana ISIS yang dilakukan oleh militan ISIS asal Malaysia.
Polisi Diraja Malaysia tengah memburu seorang mantan dosen Universiti Malaya, Dr Mahmud Ahmad, yang diduga menjadi penyalur dana untuk ISIS.
Nama Ahmad sebenarnya sudah tak asing, sebab pernah disebut-sebut sebagai ahli persenjataan dan sosok pemimpin andalan dalam hierarki ISIS.
Namun, setelah diusut, Ahmad kemudian diduga merangkap pekerjaan lain, yakni menjadi penyalur dana sumbangan untuk kelompok radikal tersebut.
Menurut informasi yang diperoleh tim intelijen, Ahmad menerima dan menyalurkan dana melalui kurir atau menggunakan metode-metode tertutup lainnya.
Baca: Gadis Cantik Ini Dijadikan Budak Seks ISIS, Diperkosa Setiap Hari Selama 6 Bulan
Kurir-kurir yang ditunjuknya kebanyakan dari Indonesia dan Malaysia, yang terbang ke Tawau dan pergi ke Mindanao melalui jalur-jalur ilegal.
"Di sana, mereka akan meninggalkan kantong uang sumbangan simpatisan ISIS, sesuai dengan yang sudah dijanjikan dengan militan lain," ucap seorang sumber dari tim intelijen.
"Militan itu yang akan mengantarkan uang-uang tersebut ke Ahmad," lanjutnya.
Komunikasi terkait instruksi pengiriman uang dilakukan melalui aplikasi pengirim pesan singkat Telegram.
Modus operandi tersebut dirancang sedemikian rupa agar Ahmad terhindar dari radar polisi.
"Kami mendapatkan informasi bahwa Ahmad juga menggunakan jasa pengiriman dana internasional untuk menerima dana," kata Kepala Divisi Anti-Terorisme Cabang Khusus Bukit Aman, Deputi Komandan Ayob Khan.
Khan mengatakan pasukannya telah menahan sebanyak 19 orang atas tuduhan penyaluran dana untuk aksi terorisme militan ISIS di Suriah dan Filipina.
"Tiga dari antara mereka diketahui telah menyalurkan lebih dari 200 ribu ringgit (Rp 622 juta) ke Ahmad," lanjut Khan.