News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ditemukan Bengkel Berusia 2.000 Tahun Tempat Pembuatan Wadah Batu seperti yang Digunakan Yesus

Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Yonatan Adler berada di situs penemuan bengkel bejana batu di Reina, Galilea, Israel.

TRIBUNNEWS.COM, REINEH - Pada salah satu bagian kesaksian dalam Injil Yohanes, diceritakan tentang bagaimana Yesus melakukan mujizat pertamanya, mengubah air menjadi anggur.

Dikisahkan, memasuki hari ketiga pada sebuah pesta pernikahan di Kana, Galilea, persediaan anggur untuk para tamu habis.

Maria, ibu Yesus, yang ikut dalam acara itu meminta putranya untuk melakukan sesuatu.

Yesus pun memerintahkan pelayan untuk membawa enam tempayan batu dan memenuhinya dengan air.

Air di dalam tempayan itulah yang disebutkan dalam Injil Yohanes, berubah menjadi anggur.

Minggu ini, para arkeolog Israel menemukan sebuah bengkel berusia 2.000 tahun, yang diperkirakan menjadi tempat pembuatan wadah batu, seperti yang digunakan Yesus.

Perlengkapan batu yang dibuat di tempat itu diperkirakan serupa dengan bahan yang dipakai Yesus, saat melakukan mujizat mengubah air menjadi anggur.

Bengkel itu terletak di sebuah desa di Galilea, Reineh, di sebelah utara Israel. Lokasi itu dapat dijangkau dengan berjalan kaki dari Kana.

"Bengkel itu ditemukan secara tak sengaja, saat berlangsung pembangunan jalan akses menuju pusat olah raga baru," kata Direktur penggalian Yonatan Adler, Kamis (10/8/2017), seperti diberitakan AFP.

Sejak dua bulan yang lalu, Adler mengaku, dia dan timnya telah menemukan fragmen mangkuk dan gelas-gelas batu.

Dia mengatakan, ada ribuan silinder batu yang dibuang sebagai bagian dari proses melubangi wadah-wadah tersebut dengan mesin bubut.

Produk tersebut amat khas dari periode paruh kedua abad pertama sebelum masehi, hingga pertengahan abad pertama masehi.

"Orang-orang Yahudi pada periode tersebut menggunakan wadah batu semacam itu karena alasan ketaatan religius," kata Adler.

"Berdasarkan ritual kuno Yahudi, bejana yang terbuat dari tembikar dinilai tidak murni dan mudah hancur," kata dia.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini