News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kepala Strategi Gedung Putih Mundur

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Steve Bannon

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA  - Drama pemerintahan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump kembali terjadi. Satu persatu pembantu Trump mengundurkan diri.

Kali ini Kepala Strategi White House, Steve Bannon, secara mengejutkan mengumumkan mundur.

New York Times melaporkan, mundurnya Bannon cerminan tidak harmonisnya pemerintahan Trump. Trump dikabarkan sedang berjuang menangani pertengkaran di antara para pembantunya termasuk Bannon.

Partai Republik paling gembira atas mundurnya Bannon, dan menyatakan bahwa Presiden Trump akan lebih fokus pada agenda nasionalisnya. Serta mengurangi sejumlah kebijakan kontroversial.

Bannon adalah otak di balik sejumlah keputusan Trump, seperti pemberlakuan larangan kedatangan warga dari sejumlah negara Islam, plus kebijakan perdagangan dengan China dan negara lain.

Bannon sering bentrok dengan para penasihat Trump terkait perdagangan, perang di Afghanistan, pajak dan imigrasi.

Masukan-masukan yang kontroversi membuat pemilik media Breitbart News itu tidak disenangi rekannya. Gary Cohn, penasihat ekonomi Trump, misalnya, dikabarkan akan mundur karena kesal dengan Bannon. Begitu juga dengan Dina Powell, penasihat keamanan nasional.

Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Sanders menyebut kepergian Bannon telah disepakati bersama. Publik menilai Bannon yang selama ini menjadi penghubung barisan konservatif yang merupakan basis pendukung Trump, mulai tersudut karena isu rasis atas tragedi di Charlottesville. Yakni bentrokan antara kelompok supremasi kulit putih dengan kelompok antifasis.

Namun seorang yang dekat dengan Bannon menyangkal muncrurnya dia karena tekanan atas peristiwa tersebut. Ia menegaskan bahwa Bannon telah menyerahkan pengunduran dirinya sejak 7 Agustus dan mulai berlaku pada 14 Agustus. Namun pengumuman tersebut ditunda karena tragedi Charlottesville.

Disisi lain, kepergian Bannon akan menimbulkan risiko baru. Bahkan jika Bannon tetap mendukung Trump, sikapnya akan lebih agresif dalam menyerang lawan Trump termasuk kebijakan Partai Republik.

Pasar bereaksi positif atas mundurnya Bannon. Investor kembali percaya dengan kebijakan ekonomi Trump yang lebih pro pasar.

 
Reporter: Mona Tobing 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini