"Anggota yakuza atau bukan tidak ada masalah ke rumah sakit, dapat diperiksa di rumah sakit," jawab sang polisi yang menyangkal memperkenalkan Takayama kepada Rektor Universitas Perfektur Kyoto yang membawahi Rumah Sakit Medis Universitas Perfektur Kyoto, Toshikazu Yoshikawa.
Meskipun demikian polisi itu pun menelepon Yoshikawa adanya permintaan tersebut. Lalu tahap selanjutnya pihak rumah sakit memanggil dan memeriksa Takayama.
Setelah diperiksa rumah sakit, Takayama dan Yoshikawa bersosialisasi bahkan makan di luar rumah sakit berdua.
Hasil pemeriksaan kemudian disampaikan kepada Takayama dan selanjutnya pihak rumah sakit memberikan surat dokter ke pihak Kejaksaan Osaka Jepang.
Sementara itu surat keterangan kesehatan juga disampaikan rumah sakit swasta Takeda kepada penjara Osaka yang menyatakan kondisi kesehatan Takayama harus dirawat di rumah sakit.
Dengan dua surat keterangan tersebut pihak penjara mengizinkan Takayama berada di luar penjara padahal keputusan pengadilan menyatakan 8 tahun masuk penjara dan segera harus dilaksanakan sejak tahun 2015.
Akibatnya sejak keputusan pengadilan hingga 14 Februari 2017 Takayama tidak di dalam penjara dan beberapa saksi melihat dia malah jalan-jalan santai ke berbagai tempat, tidak dirawat di rumah sakit.
Bukti itulah dan kesaksian rumah sakit lain bahwa Takayama sebenarnya sehat, stabil, tak apa dipenjara, membuat sekitar 20 polisi menggerebek rumah sakit tersebut dengan tuduhan membuat surat keterangan sehat yang palsu, serta menangkap Takayama langsung dijebloskan ke penjara 14 Februari lalu.
Sementara kepala rumah sakit tersebut, Yoshimura Norio (64) membantah telah membuat surat keterangan palsu dalam konferensi pers, Kamis (16/2/2017).
Demikian pula menyatakan dirinya tak pernah bertemu Takayama di luar rumah sakit.
Info lengkap yakuza dapat dibaca di www.yakuza.in.