News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ajang Festival Seks "Flamefest" Digelar, Peserta Dikenai Tarif Rp 10 Juta, Ada yang Tewas

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas layanan darurat mendatangi lokasi pelaksanaan festival Flamefest di mana ditemukan satu mayat, pada Selasa (22/8/2017).

TRIBUNNEWS.COM, KENT - Kabar tentang ditemukannya mayat pria berusia 50 tahun pada Selasa pagi, usai pelaksanaan festival seks "Flamefest" di Tunbridge Wells, Kent, Inggris mengundang pertanyaan besar.

Sejak awal polisi menemukan mayat tersebut, mereka tak bisa langsung mengungkapkan dugaan penyebab kematian.

Aparat hanya menyebut, lelaki itu tewas karena sebab yang "tak dapat dijelaskan".

Selain penemuan mayat, polisi juga mendapati seorang perempuan berusia 40-an tahun dalam keadaan pingsan.

Perempuan itu lalu diterbangkan ke rumah sakit dengan ambulan udara.

Flamefest, acara festival tahunan yang digelar untuk kedua kalinya, menawarkan area bermain "dewasa".

Baca: Tak Kuat Menahan Nafsu, Sejoli Nekat Berhubungan Seks di Pesawat

Ratusan peserta hadir pada acara tahun ini, yang diadakan di Brokes Wood di pinggiran Tunbridge Wells.

Acara ini menampilkan pertunjukan DJ, musik hidup, dan hiburan lainya.

Setiap peserta dikenai biaya sebesar 600 poundsterling atau Rp 10,2 juta untuk mendapatkan tiket masuk.

Penyelenggara acara, Helen Smedley menciptakan festival tersebut untuk menyatukan unsur-unsur yang paling murni dan paling hedonistik dari adegan pesta.

"Polisi Kent membuat penyelidikan untuk menetapkan keadaan seputar kematian yang tidak dapat dijelaskan di Tunbridge Wells."

"Petugas dipanggil oleh layanan ambulan pada pukul 6.14 pada hari Selasa 22 Agustus 2017, di Powder Mill Lane, Tunbridge Wells," demikian pernyataan polisi.

"Patroli dan awak ambulan pergi ke tempat di mana seorang pria dinyatakan meninggal dunia."

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini