Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, BRUSSEL - Seorang laki-laki ditembak mati, Jumat (25/8/2017) setelah melukai seorang prajurit di Brussel dengan menggunakan pisau.
Serangan ini disebut otoritas setempat sebagai aksi teroris.
Pria yang kata jaksa berteriak 'Allahu akbar' ketika melakukan aksi kekerasannya, ditembak tentara di jalan di pusat kota.
"Kami percaya bahwa itu adalah serangan teroris," kata juru bicara Kantor Jaksa.
Baca: Terseret Kasus Korupsi, PM Malaysia Malah Diundang Trump ke Gedung Putih
Pria yang berteriak "Allahu Akbar" itu oleh jaksa diketahui sebagai Simpatisan ISIS.
Polisi menemukan bahan peledak dalam penggerebekan di rumah tersangka di Molenbeek, Distrik Brussels yang telah dikaitkan dengan serangan teror mematikan di Perancis dan Belgia.
Tentara dan polisi Belgia berulang kali telah menjadi sasaran serangan dalam beberapa bulan terakhir.
Insiden ini terjadi setelah serangan teror yang diklaim kelompok ISIS dilakukan mereka di Spanyol minggu lalu dan menewaskan 15 orang.
Baca: Mengaku Tak Sanggup Bayar Biaya Pemakaman, Pria Ini Simpan Jasad Ayahnya Di Bak Mandi Selama 3 Tahun
Selain juga setelah "knifeman" yang menusuk korbannya di Finlandia dan menyebabkan dua orang tewas dan delapan terluka.
Salah satu dari dua tentara yang ditargetkan terluka, menurut jaksa federal, yang telah membuka penyelidikan serangan teror yang berlangsung sekitar pukul 08:00 waktu setempat (1800 GMT).
Walikota Brussels, Philippe Close, kepada wartawan menegaskan insiden ini adalah serangan lone-wolf (sebutan bagi mereka yang melakukan aksi teror seorang diri).
Tentara telah ditempatkan di Stasiun kereta api dan bangunan pemerintahan sejak serangan teror Paris pada 2015, ketika serangan teroris terjadi di Brussels pertama kali.
Ibukota Belgia tersebut dalam keadaan siaga tinggi sejak bom bunuh diri menyerang bandara Zavantem dan Stasiun metro Maalbeek dekat Uni Eropa quarter pada Maret 2016 dan menewaskan 32 orang serta melukai ratusan lebih.
Kelompok ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut yang dilakukan selnya yang berbasis di Brussels sama dengan yang terjadi pada November 2015, yakni aksi bom bunuh diri dan penembakan di Paris yang menyisahkan duka mendalam tewasnya 130 orang.
Pemerintah Belgia menghela napas lega pada Juni lalu, ketika seorang pria yang mencoba untuk mengebom Stasiun Brussels berhasil ditembak mati seorang prajurit.
Pemerintah Belgia mengidentifikasi orang dalam insiden itu sebagai warga negara Maroko berusia 36 tahun dengan inisial O Z, sementara media lokal menamainya sebagai Oussama Zariouh.
Tidak ada yang cedera dalam serangan yanng berhasil digagalkan di Brussels Central station. (AFP/CNA)