Laporan Wartawan Tribunnews.com, Srihandriatmo Malau
TRIBUNNEWS.COM, SEOULĀ - Tokoh dunia beraksi menyuarakan penentangan atas peluncuran rudal balistik Korea Utara, Selasa (29/8/2017).
Dalam sebuah pernyataan, Pemerintah Korea Selatan mengecam keras Korea Utara.
Seoul menyebutkan bahwa Pyongyang harus mengakui bahwa denuklirisasi adalah satu-satunya cara untuk memastikan keamanan dan pembangunan ekonomi negara itu.
Ditambahkan bahwa dibutuhkan dialog untuk mewujudkan hal itu.
Militer Korea Selatan juga melontarkan peringatan lisan terhadap Korea Utara.
Melalui Juru bicara Kepala Staf Gabungan, Roh Jae-chon, dikatakan jika Korea Utara terus bersikap provokatif meskipun mendapat peringatan serius, maka negara itu akan menghadapi hukuman nyata dari aliansi Korea Selatan-Amerika Serikat (AS).
Selanjutnya Menteri Luar Negeri Inggris Boris Johnson menulis di laman Twitter-nya bahwa ia "marah" dan mengecam keras apa yang ia sebut sebagai "provokasi ceroboh".
Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop menyebut aksi itu mengancam, berbahaya, dan provokatif.
Ia mengungkapkan bahwa Australia tengah bekerja sama erat dengan AS, Jepang, Korea Selatan, Cina dan negara-negara lainnya untuk mengupayakan cara menangkal Kora Utara dan membawa negara itu kembali ke meja perundingan.
Kemudian Perdana Menteri Jepang Shinzo Abe dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump berbicara melalui telepon setelah Korea Utara meluncurkan rudal balistik yang terbang melintasi Jepang.
Setelah pembicaraan melalui telepon tersebut, Abe menyampaikan kepada wartawan pada Selasa (29/8/2017), bahwa dirinya dan Presiden Trump berpandangan sama bahwa peluncuran rudal tersebut menimbulkan ancaman berat dan serius yang belum pernah ada sebelumnya.
Menurut Abe, keduanya sepakat untuk mengupayakan sidang darurat Dewan Keamanan PBB sesegera mungkin, dan lebih lanjut meningkatkan tekanan atas Korea Utara.
Abe mengutip Presiden Trump yang mengatakan bahwa AS seratus persen berdiri bersama sekutunya, Jepang.
Peluncuran rudal Korea Utara pada hari Selasa (29/8/2017) menandai rudal ke-5 Korea Utara yang terbang melintasi Jepang.
Rudal pertama diluncurkan pada Agustus 1998. Sebuah rudal balistik diluncurkan dari pantai timur Korea Utara dan terbang melintasi kawasan Tohoku di Jepang timur laut sebelum diduga mendarat di Samudra Pasifik.
Di bulan April 2009, Korea Utara meluncurkan apa yang diklaim negara itu sebagai roket pembawa satelit dari lokasi peluncuran Musudan-ri di kawasan timur laut Korea Utara.
Roket tersebut diyakini merupakan rudal Taepodong-2 atau varian serupa. Rudal itu terbang melintasi Tohoku dan diduga jatuh di Samudra Pasifik setelah menempuh jarak lebih dari 3.000 kilometer.
Rudal jenis yang sama kembali diluncurkan pada Desember 2012 dan Februari 2016 dari Tongchang-ri di bagian barat laut Korea Utara. Kedua rudal itu terbang melintasi kawasan dekat Kepulauan Sakishima di Jepang selatan. (NHK/AP/Reuters/AFP)