Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo dari Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Selama liburan musim panas di Jepang bulan Agustus 2017 per orang mengeluarkan biaya liburan rata-rata 81.380 yen.
Jumlah lama liburan per orang di Jepang rata-rata selama musim panas tahun ini sekitar satu minggu. Berarti per hari liburan pengeluaran per orang saat liburan lebih dari 10.000 yen.
"Jumlah pengeluaran per orang rata-rata dalam liburan musim panas tahun ini tampaknya tidak banyak berubah dibandingkan tahun lalu. Data dari Asuransi Jiwa Meiji Yasuda menunjukkan hanya sekitar 81.380 yen per orang," ungkap sumber Tribunnews.com hari Kamis ini (31/8/2017).
Sedangkan jumlah orang yang bepergian ke luar negeri dari Jepang pada musim panas ini bertambah banyak ketimbang tahun 2016, jumlah mencapai 77,33 juta wisatawan Jepang.
Tahun lalu hanya 76,74 juta orang yang bepergian ke luar Jepang antara lain ke pulau Bali Indonesia.
Keinginan yang begitu banyak orang Jepang mau ke Bali selama musim liburan membuat harga menjadi semakin mahal, akibatnya wisatawan Jepang mencari target liburan ke negara lain yang lebih murah atau ke Okinawa di selatan Jepang.
"Sebenarnya kesempatan emas untuk meraih untung banyak memang di saat musim liburan ini. Untuk beberapa tempat yang populer seperti Bali menjadi snagat mahal, akibatnya warga Jepang pindah ke negara lain seperti Hawaii yang lebih murah," jelasnya lagi.
Mengapa Bali jadi sangat mahal saat liburan musim panas ini? menurut sumber tersebut ada dua hal. Pertama dari pihak travel (agen perjalanan) yang menaikkan sangat tinggi tiket pesawat, atau mungkin juga perusahaan penerbangan itu menaikkan snagat mahal tiket pesawatnya.
Perlu kontrol langsung ke lapangan bagi pihak perusahaan penerbangan justru saat liburan ini (peak) ke lapangan, ke pihak travel-travel agar tidak seenaknya menaikkan snagat mahal tiket pesawatnya ke Bali.
Hal kedua, menurutnya, karena ada gerakan atau upaya pihak tertentu menurunkan jumlah wisatawan ke Bali dan berusaha memboyong ke Hawaii karena dapat untung dan komisi lebih besar apabila bisa membawa ke Hawaii.
"Lalu mengapa sampai ada upaya menurunkan atau tak mau membawa wisatawan ke Bali? Hal pertama. mungkin saja karena komisinya dari pihak Bali lebih kecil ketimbang dari pihak Hawaii. Hal kedua, karena ada pihak yang tidak senang atau ada sentimen tertentu dengan Bali dengan motif tertentu yang sengaja untuk menjatuhkan pariwisata Bali," paparnya lagi.
Lalu bagaimana mengantisipasinya?
"Harus mau dan sering kontrol langsung ke lapangan, ke agen-agen atau travel yang menjualkan paket ke Bali, agar mereka tidak menyalahgunakan harga tiket pesawat yang telah ditentukan pihak maskapai penerbangan, misalnya dengan mengatakan kepada konsumen seolah maskapai penerbangan ABC, misalnya, menaikkan mahal sekali harga tiketnya, padahal tak benar. Jadi kontrol langsung ke lapangan saat musim liburan sangat penting dilakukan maskapan penerbangan yang bersangkutan."
Selain itu, tentu saja upaya pemerintah Indonesia harus lebih aktif juga langsung menyuluh ke masyarakat calon wisman Jepang dengan semua informasi berbahasa Jepang, "Sama sekali tak berguna kalau pakai bahasa Inggris untuk menyuluh orang Jepang di sini," jelasnya lebih lanjut.
Tentu saja sambil melakukan penyuuhan itu ada hal-hal menarik, bonus tertentu bagi yang mau ke Bali misalnya dengan periode sekian sampai sekian, kelas duduk di pesawat akan dinaikkan dari Ekonomi ke Premium Ekonomi dengan harga tiket sama, dan berbagai bonus atau daya tarik lain, paparnya lagi.