News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tragedi Kemanusiaan Rohingya

Cerita Warga Rohingya yang Selamat: Banyak yang Dimutilasi, Untung Saja Kami Sembunyi

Penulis: Ruth Vania C
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Rohingya

TRIBUNNEWS.COM, YANGON - Seorang warga Rohingya menceritakan aksi brutal yang disaksikannya dan menimpa sesama warganya.

Situasi di Myanmar memanas sejak Agustus lalu akibat konfrontasi antara umat Budha dan muslim Rohingya.

Nyaris sebanyak 400 orang telah terbunuh dalam konflik dan konfrontasi militer di negara tersebut hingga akhir Agustus.

Sedangkan, lebih dari 2.600 desa di Rakhine, Myanmar, dibakar habis dalam aksi yang paling mematikan dalam sejarah kekerasan terhadap minoritas muslim selama beberapa dekade ini.

Seorang warga Rohingya dari desa Chut Pyin, Sultan Ahmed (27), menuturkan aksi genosida yang dilihatnya dan telah menewaskan sesama warganya.

"Ada yang dipenggal, dan banyak yang dimutilasi. Untung saja kami sembunyi di rumah saat aksi pemenggalan itu terjadi," cerita Ahmed.

"Saat kami melihat itu, kami memang langsung berlari ke belakang rumah," tuturnya lagi.

Baca: Djarot Sebut Belum Tentu Uji Coba Kawasan Motor Dilarang Melintas Dilakukan 12 September

Tak hanya itu, sejumlah media asing juga melaporkan kesaksian-kesaksian warga Rohingya yang selamat soal pemerkosaan yang dilakukan oknum-oknum militer Myanmar.

Menurut seorang warga selamat lain, Jalal Ahmed (60), desanya dibakar dan dihancurkan oleh pasukan militer Myanmar.

"Mereka mengerahkan 200 orang ke desa kami dan membumihanguskannya. Semua rumah di desa saya terbakar habis," ucap Ahmed, yang pekan lalu melarikan diri ke Bangladesh.

"Jika sekarang kami kembali ke desa itu dan ada anggota militer yang melihat kami, kami pasti akan ditembak mati," katanya lagi.

Aksi kekerasan yang terburuk dilaporkan terjadi di desa Chut Pyin, di mana warga Rohingya yang tinggal di sana banyak ditembak, dimutilasi, atau dibakar hidup-hidup.

"Tidak ada lagi desa yang tersisa," kata seorang warga Rohingya lain yang mengungsi, Rashed Ahmed (46).

"Juga tidak ada lagi orang yang tersisa. Semuanya sudah musnah," katanya.

Berdasarkan pantauan satelit, tampak area luas yang ditinggali penduduk Rohingya di Rakhine habis terbakar, menyisakan kepulan asap dan kavling-kavling berwarna gelap.

"Ini seharusnya merupakan desa tempat tinggal muslim Rohingya. Sekarang hanya tinggal puing-puing. 700 bangunan terbakar," cuit Direktur Eksekutif Human Rights Watch Kenneth Roth.

Dalam cuitannya itu, disertakan foto tampak atas sebuah desa yang hangus terbakar.

Sekitar 73 ribu warga Rohingya sudah melarikan diri dari konflik tersebut ke Bangladesh sejak konflik pecah, sampai negara tersebut kesulitan untuk menampung lebih banyak lagi. (News.com.au)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini