TRIBUNNEWS.COM - Warga keturunan India di Australia mengungkapkan kemarahan mereka setelah tayangan sebuah iklan menggambarkan dewa Hindu, Ganesha menyantap daging.
Iklan itu dianggap menghina, dalam agama tersebut sang dewa dikenal sebagai sosok vegetarian.
Dalam iklan tersebut terdapat sosok-sosok dari beragam agama dan kepercayaan, termasuk Yesus, Buddha, dan juga Nabi Musa.
Mereka terlihat makan bersama dalam jamuan barbekyu di halaman belakang sebuah rumah.
Pada satu momen dalam iklan itu, Buddha bertanya, "haruskah kita membahas gajah di ruangan ini?"
Ganesha, yang digambarkan sebagai pria berkepala gajah dengan beberapa lengan langsung membalas, "tidak lucu 2.500 tahun yang lalu, juga tidak lucu sekarang."
Jawaban itu mengundang gelak tawa dari para ikon agama dan kepercayaan, termasuk alien dan wanita cantik yang mengaku tak bertuhan.
Jurubicara dari Indian Society of Western Australia Nitin Vashisht menyebut iklan tersebut sama sekali tidak sensitif.
"Saya kira mereka tidak menyadari betapa berharganya Dewa Ganesha dalam komunitas Hindu dan oleh sebagian besar masyarakat India," katanya.
"Dia itu vegetarian yang tidak minum minuman keras. Dia merupakan Dewa bagi kami dan sebagian besar masyarakat India," ujar lagi.
"Dia digambarkan menyantap domba, dan mencari strategi pemasaran baru untuk dirinya sendiri. Hal itu sangat tidak sensitif bagi masyarakat kami," tambah Vashisht.
Dia menambahkan Ganesha adalah salah satu dewa Hinduisme yang paling penting.
"Tidak ada doa India yang tidak dimulai dengan menyebut Ganesha terlebih dahulu. Tidak ada kuil India - tak masalah kuil bagi Tuhan mana pun, yang tidak memiliki Ganesha di dalamnya," kata dia.
Asosiasi tersebut meminta Meat and Livestock Australia (MLA) sebagai pengiklan untuk meminta maaf kepada masyarakat India, dan menarik tayangan iklan tersebut.