TRIBUNNEWS.COM, BEIJING - Hanya empat hari setelah diluncurkan, jasa boneka seks berbagi di China yang ditawarkan oleh perusahaan bernama Touch terpaksa harus ditarik dari pasar.
Seperti dilaporkan BBC News, Senin (18/9/2017), Touch dalam pernyataan resminya mengatakan operasi telah dihentikan, walau permintaan pasar sangat tinggi.
Selain itu, Touch juga menerima banyak penilaian positif atas jasa ini.
“Kami telah mempersiapkan 10 boneka seks untuk trial atau masa percobaan ini,” demikian bunyi pernyataan yang dirilis di jejaring sosial Weibo.
Baca: Dukung Keinginan Jokowi, SETARA Nilai Sudah Saatnya Ada Film Baru Mengenai Peristiwa 1965
“Namun, rupanya jasa ini sungguh sulit dijalankan di China,” lanjut pernyataan itu.
Touch menyatakan, ide boneka seks berbagi ini menuai kontroversi dan perdebatan lebih sengit dari yang mereka perkirakan.
Selain itu, akibat menawarkan jasa ini, perusahaan tersebut harus menjalani investigasi dan wajib membayar denda yang dijatuhkan otoritas negeri Tirai Bambu, demikian Daily Mail melaporkan.
Touch juga mengumumkan permohonaan maaf resmi ke masyarakat karena telah menyebar pengaruh sosial yang negatif.
Tujuan utama perusahaan itu sesungguhnya adalah menawarkan alternatif kehidupan seksual melalui penggunaan boneka seks yang harganya terjangkau, serta dapat dibeli konsumen dari segala lapisan masyarakat.
Baca: Polisi Akan Bongkar Makam Pelajar Bogor yang Tewas Saat Duel Gladiator
Perusahaan yang berbasis di Fujian, tenggara China ini berjanji akan membayar kompensasi kepada pengguna yang telah membeli jasa ini.
Kompensasi yang diberikan bernilai dua kali lebih besar dari apa yang telah dibayar.
Perusahaan yang sehari-harinya bergerak di bidang jasa penjualan alat-alat bantu seks ini menghadirkan “inovasi” yang menjadi kontroversi, yakni boneka seks berbagi.