Boneka-boneka seks itu hadir dengan beragam pilihan. Ada yang berkebangsaan China, Hongkong, Korea, hingga Rusia.
Tidak ketinggalan, boneka seks silikon ini juga hadir dengan sejumlah karakter yang berbeda-beda sesuai dengan selera pelanggan.
Untuk menggunakan jasa ini sendiri tidaklah sulit. Tinggal mengunduh aplikasi “Touch” kemudian memilih karakter wanita yang disukai.
Bahkan pelanggan dapat mengutak-atik gaya rambut, warna rambut, warna kulit hingga warna mata dari boneka itu.
Pelanggan dapat memilih. Apakah mereka ingin bercinta dengan suster, anak sekolahan, atau Wonder Woman sekalipun.
Mereka yang tertarik cukup membayar sebesar 298 yuan atau sekitar Rp 603.000. Deposit sebesar 8.000 yuan, atau terlebih dahulu harus menyetor sekitar Rp 3,3 juta.
Deposit akan dikembalikan setelah penggunaan boneka seks ini selesai.
Jasa ini menjadi perbincangan hangat dan sasaran kritik netizen China. Ada yang mempertanyakan etika dari pelayanan ini.
Netizen di Weibo yang bernama “puntielim” mempertanyakan apa yang terjadi jika boneka seks ini terinfeksi penyakit seksual menular seperti HIV/AIDS.
Pihak penawar jasa telah menyatakan bagian vital boneka seks itu akan diganti dengan regular untuk memastikan kebersihannya.
Namun netizen lain yang merasa jijik karena boneka seks ini tidak akan dibuang melainkan hanya dibersihkan ulang dan dipakai lagi.
Dilaporkan, tercatat ada 53 juta pengguna aplikasi kontroversial ini di mana 45 persen adalah remaja berusia 20-an tahun. Selain itu 30 persen pengguna adalah konsumen perempuan. (ERICSSEN)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul: Layanan Boneka Seks "Berbagi" Terpaksa Dihentikan, Ada Apa?