Kementerian Luar Negeri Indonesia dan Konsulat Jenderal Republik Indonesia di Los Angeles yang mengikuti perkembangan itu memastikan bahwa hingga saat ini tidak ada warga negara Indonesia yang menjadi korban penembakan. Dihubungi VOA Senin pagi, juru bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Natsir mengatakan "KJRI Los Angeles sudah menghubungi beberapa tokoh masyarakat dan rumah sakit di Las Vegas terkait penembakan itu dan sampai saat ini tidak ada laporan adanya warga negara Indonesia yang menjadi korban penembakan di Las Vegas."
Meskipun demikian KJRI Los Angeles tetap membuka hotline 24 jam bagi mereka yang membutuhkan informasi, yaitu di nomor +1 2135908095.
Jumlah WNI di wilayah Southern Nevada diketahui sekitar 541 orang.
Presiden Trump Sampaikan Belasungkawa kepada Korban & Keluarga, akan Melawat ke Las Vegas Rabu (4/10)
Dalam perkembangan lainnya, Presiden Donald Trump Senin siang menyampaikan belasungkawa kepada korban dan keluarga mereka, dan menyatakan akan melawat ke Las Vegas hari Rabu (4/10). Trump memuji tindakan cepat aparat keamanan dan tim gawat darurat yang mencegah jatuhnya lebih banyak korban jiwa. Trump juga memerintahkan pemasangan bendera setengah tiang di seluruh badan pemerintah federal untuk menghormati para korban.
"Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Departemen Kepolisian Metropolitan Las Vegas dan seluruh petugas darurat atas keberanian dan upaya mereka menyelamatkan begitu banyak nyawa. Tindakan cepat itu merupakan keajaiban dan mencegah jatuhnya lebih banyak korban. Untuk menemukan penembak dalam waktu cepat setelah tembakan pertama merupakan sesuatu yang patut kita syukuri. Ini menunjukkan profesionalisme sejati," ujar Trump.
Hingga laporan ini disusun jumlah korban tewas telah mencapai 58 orang, sementara 515 lainnya luka-luka.
Penembak Diidentifikasi Sebagai Stephen Paddock
Aparat keamanan mengidentifikasi pelaku penembakan sebagai Stephen Paddock, warga Mesquite-Nevada yang berusia 64 tahun, yang diduga bunuh diri ketika mengetahui aparat telah mengepung kamar hotelnya di lantai 32 Mandalay Bay Hotel. Sherif Kepolisian Metropolitan Las Vegas Joseph Lombardo dalam konferensi pers mengatakan petugas-petugas SWAT yang menyerbu kamar hotel penembak itu menemukannya dalam keadaan tewas. Aparat juga menemukan sedikitnya 10 pucuk senjata di dalam kamarnya itu.
Lombardo tidak menyebut penembakan itu sebagai serangan teroris.
"Pertama-tama tentu kami harus menetapkan motif penembakan ini terlebih dahulu. Ada faktor-faktor yang terkait terorisme dibanding sekedar seseorang yang terganggu, atau hanya berniat menimbulkan korban tewas sebanyak mungkin. Sebelum kami menetapkan hal tersebut, ini masih diproses," jelas Lombardo.
Aparat Tidak Sebut Penembakan Las Vegas Sebagai Serangan Teror
Hal senada disampaikan Biro Penyidik Federal FBI. Pejabat FBI yang menangani insiden penembakan ini Aaron Rouse mengatakan hingga saat ini pelaku penembakan tidak memiliki hubungan dengan organisasi-organisasi teroris internasional. Sebelumnya ISIS mengklaim bertanggungjawab terhadap insiden itu tetapi tidak memberi bukti apapun.
"Ketika mencoba mengungkap peristiwa ini, hingga saat ini kami mendapati tidak ada hubungan antara pelaku dengan organisasi-organisasi teroris internasional. Namun penyelidikan masih berlangsung dan kami akan terus bekerjasama dengan mitra-mitra kami untuk mengungkap peristiwa ini secara menyeluruh, guna memastikan agar semua hal bisa terungkap, dan membawa ketenangan bagi semua," kata Aaron.