Pada tahun 2011 dokternya mengatakan bahwa dia berisiko kehilangan penglihatannya karena kelopak matanya hilang.
Dia kemudian ditawari untuk mulai mempertimbangkan transplantasi wajah.
Meski kesempatan berhasilnya operasi ini hanya 50%, Hardison tak mau menyerah, dia akan mempertaruhkan semuanya, bahkan nyawanya.
Dia sama sekali tak takut menjalani operasi transplatasi wajah meski kesempatan berhasilnya hanya 50/50.
Dia mengatakan gagasan tentang transplantasi wajah itu memberinya harapan.
"Saya telah menderita selama 14 tahun ini karena kejadian itu," ujar Hardison.
Meski mengetahui operasi itu beresiko kematian, Hardison tak takut sama sekali melakukan hal itu.
"Saya tidak pernah ingin mundur. Kematian bukanlah hal terburuk yang bisa terjadi. Saya mengatakan kepada dokter bahwa saya lebih baik mati daripada hidup seperti ini,"ujarnya pada Detroit Free Press.
"Satu-satunya operasi serupa seperti ini pernah dicoba di Prancis dan pasien tersebut meninggal dunia. Saya tahu semua itu ssangat beresiko tapi saya rela. Aku pertaruhkan semuanya daripada tidak sama sekalli, " jelas Hardison.
Operasi transplantasi wajah itu dilakukan pada bulan Agustus 2015 di New York University Langone Medical Center.
Lebih dari 100 orang tim medis terlibat dalam operasi ini dan pembedahannya memakan waktu 26 jam.
Hardison menerima donor wajah dari David Rodebaugh, seorang mekanik sepeda berusia 26 tahun yang meninggal dunia setelah mengalami kecelakaan.
Hardison mengucapkan terima kasih un pada Rodebaugh yang telah memberinya kesempatan hidup baru.
"Kamu tidak bisa membayangkan seberapa besar ucapan terima kasih dan rasa syukurku pada pendonor dan keluarganya. Orang-orang seperti saya berhutang budi untuk pemberian itu. Yang bisa saya katakan adalah terima kasih. Transplan ini bagus sekali, dan ini memberi aku hidup baru," ujarnya.