TRIBUNNEWS.COM, RIYADH - Hotel dan resor mewah Ritz-Carlton di Riyadh, ibu kota Arab Saudi, barangkali layak disebut penjara termewah di dunia, setelah belasan pangeran Arab Saudi dan sejumlah menteri dilaporkan 'ditempatkan' di hotel tersebut karena tuduhan korupsi.
Hotel Ritz-Carlton, yang menyebut dirinya sebagai "hotel dan resor mewah" selama ini menjadi tempat peristirahatan bagi keluarga kerajaan, kalangan bangsawan, serta para pemimpin dunia.
Namun menurut sejumlah laporan, hotel mewah itu kini disulap menjadi semacam sangkar yang terbuat dari emas.
Pasalnya, hotel bintang lima itu sekarang menjadi 'tempat peristirahatan' bagi sebelas pangeran, empat orang menteri, dan beberapa orang lainnya, yang dituduh melakukan korupsi.
Baca: Mengenal Pangeran Arab Alwaleed bin Talal, Orang Terkaya Dunia yang Ditangkap Karena Korupsi
Itulah sebabnya, hotel mewah itu mendapat julukan baru sebagai penjara paling mewah di dunia.
Salah-seorang yang ditahan di hotel tersebut sejak Minggu (05/11) adalah pebisnis Arab Saudi, Pangeran Alwaleed bin Talal.
Secara keseluruhan perang melawan korupsi yang diperintahkan putra mahkota Mohammed bin Salman tersebut menyasar 11 pangeran, empat menteri, dan puluhan mantan menteri.
Termasuk yang dilaporkan ditahan pada hari Minggu (05/11) tersebut adalah pebisnis terkemuka dan investor, Pangeran Alwaleed bin Talal.
Baca: Arab Saudi Serius Berantas Korupsi: 11 Pangeran, 4 Menteri dan Puluhan Mantan Menteri Ditangkap
Media AS, New York Times telah menayangkan sebuah video yang sepertinya menunjukkan fungsi baru hotel tersebut.
Dalam video tersebut, terlihat sejumlah pria - kemungkinan aparat kepolisian, tentara atau sipir penjara - yang terlihat berselonjor dan berselimut di ruangan besar hotel.
Ada pula senapan laras panjang yang diletakkan di dekatnya. Beberapa pria berseragam juga terlihat berdiri di dalam ruangan tersebut.
Sementara, The Guardian melaporkan para tamu yang menginap di hotel itu telah diberitahu pada Sabtu (04/11) malam, bahwa mereka harus berkumpul di lobi dengan barang bawaan mereka, sebelum dipindahkan ke hotel lain di kota tersebut.
Keterangan yang dikutip dari seorang pejabat senior Arab Saudi mengatakan bahwa pihak berwenang tidak dapat menempatkan belasan pangeran dan pejabat menteri itu dalam penjara, dan ini disebut sebagai "solusi yang paling bermartabat".
Kehadiran 'tamu istimewa' di hotel tersebut, membuat pihak hotel membatasi calon tamu yang hendak memesan kamar, setidaknya itu yang terjadi pada Selasa (07/11).
Situs resmi Hotel Ritz Carlton di kota Riyadh mengungkapkan tidak ada kamar kosong yang tersedia selama bulan November.