TRIBUNNEWS.COM, DANANG - Presiden Amerika Serikat dan Rusia merils pernyataan bersama yang menegaskan tak akan menggunakan solusi militer untuk mengakhiri perang di Suriah.
Kesepakatan ini diambil setelah Presiden Donald Trump dan Vladimir Putin menggelar pertemuan singkat di sela-sela KTT APEC di Danang,Vietnam.
Para pejabat tinggi kedua negara yang menyampaikan pernyataan itu mengatakan, kedua presiden sudah mencapai kemajuan soal Suriah yang hancur akibat enam tahun perang saudara.
Baca: Dari Vietnam, Jokowi Terbang ke Manila Hadiri KTT ASEAN
Selama ini, AS dan Rusia mendukung sisi yang berbeda dalam perang itu sehingga kesepakatan untuk mengambil langkah baru menuju perdamaian amatlah langka.
"Kedua presiden sepakat tak ada solusi militer untuk konflik Suriah," demikian isi pernyataan itu sembari menambahkankan kedua negara bertekad untuk tetap mengalahkan ISIS.
Kedua presiden itu juga sepakat untuk tetap membuka jalur komunikasi antara kedua angkatan bersenjata untuk menghindari potensi bentrokan di Suriah.
Keduanya juga mendesak pihak-pihak yang bertempur berpartisipasi dalam pembicaaraan damai yang disponsori PBB di Geneva, Swiss.
Menurut seorang pejabat senior Kemenlu AS, pernyataan bersama itu merupakan hasil dari "diskusi intensif" selama beberapa bulan dan difinalisasi di sela-sela KTT APEC ini.
Kesepakatan ini, ujar pejabat itu, mewakili komitmen Rusia mendukung proses perdamaian yang tengah dikerjakan PBB.
"Kami memastikan bahwa tak akan ada bantuan rekonstruksi di Suriah hingga terdapat langkah berarti dalam proses politik yang sejalan dengan proses perdamaian," kata dia.
"Saya tak bisa berbahasa Rusia tetapi saya kira hal itu menjadi salah satu sebab mengapa Rusia berkomitmen mendukung proses Geneva," tambah dia.
Putaran baru proses perdamaian Suriah akan digelar di Geneva, Swiss pada 28 November mendatang.