TRIBUNNEWS.COM, KARBALA - Perang melawan kelompok militan ISIS dikatakan telah membuat Pemerintah Irak menghabiskan hingga lebih dari 100 juta dolar AS (Rp 1.350 triliun).
Perdana Menteri Irak Haider Al-Abadi, Sabtu (11/11/2017), mengatakan bahwa kependudukan ISIS di Irak dan upaya untuk menyingkirkan kelompok itu menimbulkan kerugian besar.
Hal itu disampaikan Abadi dalam kunjungannya ke Karbala, sebuah kota suci bagi muslim Syiah.
"Kehancuran yang diakibatkan oleh okupasi ISIS di kota-kota Irak saja sudah menimbulkan kerugian yang bernilai lebih dari 100 juta dolar," kata Abadi.
"Itu pun baru kerugian di sektor ekonomi dan infrastruktur," lanjutnya.
Baca: Anggota ISIS yang Berniat Temui Jokowi Ternyata Alami Gangguan Jiwa
Namun, bukan berarti perang anti-ISIS tersebut tidak membuahkan hasil, sebab menurut Abadi, kekuasaan ISIS di wilayah Irak semakin terpojokkan.
Pasukan Irak kembali melakukan operasi militer pada Sabtu itu untuk merebut kembali beberapa kota yang masih dikuasai oleh ISIS di Irak, termasuk Kota Rawa, dan desa-desa sekitarnya.
Menurut Al Jazeera, ISIS menyandera sekitar 10 ribu orang penduduk di Rawa.
Serangan tersebut juga dilakukan untuk "membersihkan" daerah-daerah terbuka di area gurun di sebelah barat Irak, menurut penjelasan Abadi.
Jika Rawa nantinya berhasil direbut kembali oleh pasukan Irak, itu akan menjadi penanda penting keberhasilan Irak dalam mengusir ISIS dari tanah mereka, sejak Abu Bakr Al-Baghdadi mengumumkan kependudukan ISIS atas Irak. (AFP/Aljazeera).