TRIBUNNEWS.COM - Pemerintah Amerika Serikat (AS) telah memberikan instruksi kepada angkatan bersenjata Ukraina tentang pemilihan target serangan dengan rudal balistik taktis ATACMS buatan AS.
Kabar ini disampaikan oleh juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS, John Kirby.
"Tidak ada yang berubah tentang penggunaan rudal tersebut," kata John Kirby pada Selasa (26/11/2024), ketika ditanya tentang serangan rudal ATACMS ke wilayah Rusia.
Ia menekankan, AS membantu Ukraina untuk menentukan target di Rusia.
"Jelas, kami mengubah panduan dan memberi mereka panduan bahwa mereka dapat menggunakannya untuk menyerang jenis target tertentu," lanjutnya.
"Saat ini, mereka dapat menggunakan ATACMS untuk mempertahankan diri jika dibutuhkan. Dan saat ini, dapat dipahami, hal itu terjadi di sekitar Kursk," tambahnya.
Menurut pernyataan juru bicara tersebut, AS akan membiarkan Ukraina menggunakan rudal tersebut untuk menyerang wilayah Rusia.
"Saya akan membiarkan Ukraina berbicara tentang penggunaan ATACMS, dan prosedur penargetan mereka, dan untuk apa mereka menggunakannya, dan seberapa baik kinerjanya," ujarnya, seperti diberitakan TASS.
Rusia Luncurkan Rudal Oreshnik, Balas Serangan Besar Ukraina
Pada Selasa (18/11/2024), Ukraina menyerang wilayah Bryansk, Rusia, dengan enam rudal ATACMS dan pada hari berikutnya menggunakan rudal Storm Shadow buatan Inggris dan HIMARS AS untuk menyerang Kursk, Rusia.
Pada Kamis (21/11/2024), Presiden Rusia Vladimir Putin berpidato dan mengatakan Rusia telah menguji coba rudal balistik hipersonik 'Oreshnik' terhadap target militer di Dnipro, Ukraina.
Baca juga: Instruktur Militer Inggris Tertangkap di Kursk, Mengaku Dipaksa Ukraina Berjuang ke Garis Depan
Serangan Oreshnik adalah tanggapan Rusia atas penggunakan rudal ATACMS, HIMARS, dan Storm Shadow terhadap wilayah Rusia.
Putin mengancam akan meluncurkan rudal Oreshnik lagi jika Ukraina mengulangi serangan menggunakan senjata jarak jauh terhadap wilayah Rusia.
Sebelumnya, The New York Times melaporkan pada Minggu (17/11/2024), Presiden AS Joe Biden telah mengizinkan penggunaan rudal balistik taktis ATACMS yang dipasok AS untuk serangan di dalam Rusia.
Setelah itu, pemerintah AS tidak mengakui secara terbuka, tetapi juga tidak menyangkal keandalan informasi ini.
Diplomat utama Uni Eropa, Josep Borrell, mengonfirmasi pemerintah AS telah mencabut pembatasan penggunaan rudal yang dipasok AS untuk serangan hingga 300 kilometer di dalam Rusia.
Ia mengatakan masalah tersebut telah dibahas pada pertemuan menteri luar negeri Uni Eropa, namun mereka gagal mencapai konsensus tentang pencabutan pembatasan dan memutuskan setiap negara anggota akan memutuskan sendiri.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)