Tidak berselang lama setelah pernyataan pejabat tinggi PBB ini, militer di Myanmar mengumumkan hasil penyelidikan internal mereka atas krisis Rohingya.
Dalam laporan ini militer membantah membunuh warga, membakar desa-desa, memperkosa kaum perempuan, maupun mencuri harta milik warga Rohingya.
Klaim ini tidak sesuai dengan bukti-bukti yang disaksikan oleh wartawan BBC di lapangan, sementara organisasi hak asasi manusia Amnesty International menggambarkan laporan militer Myanmar sebagai 'upaya untuk membela diri'.
Amnesty mendesak tim pencari fakta PBB dibolehkan masuk ke Myanmar.
Lebih dari 500.000 warga minoritas Muslim Rohingya menyelamatkan diri dari Myanmar sejak akhir Agustus.
Krisis dipicu oleh serangan milisi Rohingya terhadap beberapa pos keamanan yang dibalas dengan dengan operasi keamanan oleh aparat Myanmar.
PBB menyebut tindakan militer Myanmar 'jelas-jelas pembersihan etnik', sedangkan militer Myanmar menegaskan ini adalah 'operasi untuk menumpas teroris'.
Berita Populer
-
-
Hamas Sulit Siapkan Daftar Sandera Israel yang Masih Hidup, Koneksi dengan Penjaga Terputus
-
AS Tambah Pasukan-Senjata ke Suriah, Pasukan Khusus Tiba di Pangkalan Hasakah: Incar Minyak dan Gas
-
Mikir Dua Kali Serang Langsung Iran, PM Israel: Houthi akan Belajar Seperti Hamas dan Hizbullah
-
Media AS: Aturan Main di Gaza Berubah, Tiap Tentara Israel Dibolehkan Bunuh 20 Warga Sipil Palestina
-
Azerbaijan Airlines Diduga Ditembak Jatuh Rusia, Moskow Langsung Meradang, Minta Tunggu Investigasi
Berita Terkini
-
Kendaraan Pers Dibom IDF, 5 Jurnalis Palestina Tewas di Dekat Rumah Sakit Al-Awda
-
29 Orang Selamat dalam Kecelakaan Pesawat Azerbaijan Airlines, Maskapai Puji Aksi Heroik Pilot
-
Gencatan Senjata Hampir Terwujud, Israel dan Hamas Saling Salahkan Gara-gara Gagal Capai Kesepakatan
-
Mantan PM India Manmohan Singh Meninggal Dunia di Usia 92 Tahun
-
Serangan Udara Israel Hantam Gaza dan Bandara Yaman Tempat Kepala WHO Hendak Menaiki Pesawat