"Kami telah mengetahui Seeking Arrangement dan kami sama sekali tidak terkejut mengetahui bahwa ini digunakan karena banyak situs berbeda lainnya dapat digunakan sebagai tempat pelacuran," ujar kepala Ruhama Sarah Benson.
Sarah Benson juga khawatir terhadap gadis-gadis belia yang rentan yang mungkin dalam keadaan yang sangat sulit dapat menganggap ini sebagai pilihan paling akhir, padahal sebenarnya prostitusi diketahui sangat berbahaya untuk kedepannya.
"Ada penelitian untuk menunjukkan bahwa ada dampak negatif yang cukup signifikan untuk terlibat dalam pelacuran dan dapat mencakup kesehatan mental, kesehatan psikologis dan fisik," ujarnya lagi.
Sementara itu, Amanda, bukan nama sebenarnya yang berusia 22 tahun mengaku sebagai mahasiswa seni, menanyakan sistem pembayaran yang diinginkan dan ia memberi tawaran sebesar sekitar 3 juta rupiah.
Seorang wanita keempat Susan (27), bukan nama yang sebenarnya dari Belfast, mengirimi profil palsu Mirror Irlandia, mencoba mengatur kencan dan seks siang dengan reporter seharga sekitar 4 juta rupiah.
Ia mengaku telah lama putus dengan 'sugar daddy'-nya dan ia ingin memiliki dua 'sugar daddy' dalam waktu yang lama.
Susan, yang bekerja sebagai sales, mengatakan bahwa dia menggunakan ponsel yang berbeda untuk berkomunikasi dengan pria di situs tersebut dan mengatur "tanggal".
Mirror Online telah menghubungi Seekingarrangement.com untuk memberi komentar. (Tribun Jogja/Hanin Fitria)