Laporan wartawan Tribunnews.com, Ruth Vania
TRIBUNNEWS.COM, BRUSSELS - Uni Eropa menolak desakan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mendukung pernyataan Amerika Serikat (AS) soal Yerusalem.
Presiden AS Donald Trump akhirnya resmi mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel, di Gedung Putih, Washington, Rabu (6/12/2017) waktu setempat.
Baca: Tokoh Lintas Agama Kecam Pernyataan Trump soal Yerusalem
Melalui pernyataan tersebut, Trump juga mengumumkan rencana pemindahan Kedutaan Besar AS untuk Israel dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Dalam pertemuan dengan menteri-menteri luar negeri Uni Eropa di Brussels, Belgia, Senin (11/12/2017), Netanyahu mengklaim, pernyataan Trump itu justru mampu mengupayakan perdamaian.
Baca: Demo Pernyataan Donald Trump, Dua Warga Palestina Tewas Ditembak Tentara Israel
"Sebab mengakui sebuah kenyataan yang ada merupakan dasar dari perdamaian itu sendiri," jelas Netanyahu.
"Kita harus memberikan kesempatan pada perdamaian itu. Menurut saya, kita harus melihat apa yang ada dan apa yang bisa kita lakukan demi perdamaian," katanya lagi.
Baca: Dubes Palestina untuk Indonesia Jelaskan Alasan Mengapa Pernyataan Trump Harus Ditolak
Netanyahu bahkan mengajak negara-negara Eropa untuk mengikuti jejak Trump dan memindahkan kantor-kantor kedutaannya ke Yerusalem.
"Saya meyakini, semua atau sebagian besar negara-negara Eropa akan memindahkan kantor kedutaannya ke Yerusalem dan mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel," ucap Netanyahu.
Baca: Soal Yerusalem, Presiden Palestina Ogah Temui Wapres AS
"Sudah saatnya rakyat Palestina mengakui Israel sebagai negara Yahudi dan fakta bahwa negara itu memiliki ibu kota, namanya Yerusalem," tambahnya.