TRIBUNNEWS.COM, DUBLIN - Satu lagi penghargaan pemimpin politik Myanmar, Aung San Suu Kyi, dicabut, sebagai bentuk protes atas penanganannya terhadap krisis Rohingya.
Anggota dewan Kota Dublin, Irlandia, memutuskan untuk menarik penghargaan yang diberikan kota tersebut pada Suu Kyi, Rabu (13/12/2017).
Berdasarkan pemungutan suara yang dilakukan, 59 suara setuju untuk menarik penghargaan 'Freedom of the City of Dublin' tersebut dari pemimpin de facto Myanmar itu.
Menurut sejumlah media Irlandia, pencabutan dilakukan untuk memprotes penanganan Myanmar terhadap warga Rohingya yang menggunakan kekerasan.
"Penindasan sehari-hari terhadap warga Rohingya tidak boleh sampai berlanjut," kata Cieran Perry, seorang anggota dewan yang ikut mendukung pencabutan penghargaan itu.
Baca: OK Otrip Diresmikan, Warga Jakarta Bisa Naik Kendaraan Dimana Aja dan Ke Mana Aja
"Kami menyambut baik pencabutan penghargaan tersebut jika itu memang dapat berkontribusi untuk menekan Pemerintah Myanmar agar lebih menghormati warganya," kata Perry lagi.
Pencabutan penghargaan Aung San Suu Kyi itu dilakukan sebulan setelah musisi Bob Geldof menyerahkan penghargaan 'Freedom of the City of Dublin' miliknya kembali ke pihak dewan kota.
Pengembalian itu dilakukan Geldof sebagai bentuk protesnya terhadap Suu Kyi.
Lebih dari 620 ribu warga Rohingya meninggalkan tempat tinggalnya di Myanmar dan mengungsi ke Bangladesh demi melarikan diri dari konflik yang pecah di Rakhine, Myanmar.
Palang Merah memperkirakan masih ada sekitar 300 ribu warga Rohingya yang bertahan di Rakhine sejak pembantaian terjadi pada Agustus.
Aung San Suu Kyi terus menerima kritik dan kecaman dari komunitas internasional atas kegagalannya dalam membela hak kelompok minoritas Rohingya. (The Guardian/RTÉ)