TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pasca pernyataan Presiden Amerika Serikat tentang pengakuan Yerusalem sebagai ibukota Israel, blokade terhadap Gaza semakin diperketat.
Seluruh pintu perbatasan keluar Gaza tiba-tiba ditutup, termasuk di wilayah Mesir yang biasanya diperuntukkan bagi jalur keluar masuknya pasien dan untuk membeli berbagai kebutuhan penduduk Gaza.
Memanasnya situasi di Tepi Barat dan Jalur Gaza akibat pernyataan Presiden AS semakin memperburuk krisis kemanusiaan di sana.
Suara senjata dan bom kembali terdengar di Palestina.
Merespon situasi yang terjadi, PKPU Human Initiative bekerja sama dengan mitra lokal mendistribusikan bantuan untuk masyarakat pra sejahtera.
Baca: Yerusalem: Serempak memprotes keputusan Trump, dari Jalur Gaza, Istanbul, Jakarta hingga Solo
“Bantuan yang didistribusikan adalah berupa paket makanan untuk lebih dari 3500 penduduk Gaza,” terang Deni Kurniawan, International Recovery Team PKPU Human Initiative dalam keterangan persnya, Sabtu (16/12/2017).
Deni menerangkan bahwa bantuan ini juga sebagai respon musim dingin di wilayah Gaza, yang membuat penduduk pra sejahtera semakin kesulitan untuk memenuhi kebutuhan makanan.
Paket makanan tersebut terdiri dari gula, beras, minyak zaitun, minyak goreng, mie instan, keju, dan kacang-kacangan.
"Semoga bantuan dari masyarakat Indonesia ini dapat memenuhi kebutuhan mereka selama 3 minggu ke depan," katanya.
PKPU Human Initiative terus memantau perkembangan kondisi Palestina.
Persiapan penyaluran bantuan terus dillakukan untuk merespon krisis kemanusiaan di sana.