News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Polemik Yerusalem

Ini Sejumlah Implikasi Pencaplokan Israel Atas Baitul Maqdis

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Seorang syuhada Palestina, Ibrahim Abu Thurayyah, yang diamputasi kedua kakinya itu tewas ditembak sniper Israel yang brutal, saat dia berjuang melawan penjajahan Israel di Palestina.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah implikasi terkait dengan dicaploknya Yerusalem menjadi ibu kota Israel memicu reaksi masyarakat dunia.

Salah satunya memicu gelombang protes di berbagai belahan dunia di antaranya seperti terjadi di Indonesia.

Eskalasi kekerasan dan penindasan pun melanda kawasan Palestina. Tidak terhitung pejuang yang tewas akibat tindak kekerasan bersenjata yang dilakukan Israel terhadap masyarakat sipil Palestina.

Korban pun berjatuhan di kalangan sipil Palestina karena melawan terjangan peluru tajam hanya menggunakan tangan kosong, ketapel, dan melempari mereka dengan batu.

Perlawanan itu menyerupai perlawanan Nabi Daudterhadap raksasa Goliath dan pasukannya.

Namun demikian, banyak yang belum tahu apa implikasi dari dicaploknya Yerusalem jadi ibu kota Palestina.

Sebagaimana disampaikan Ustad Abdul Somad, maka implikasi itu sangat serius dialami oleh Palestina.

Baca: Ketua MUI Serukan Boikot Amerika

Namun demikian, banyak yang belum tahu apa implikasi dari dicaploknya Yerusalem jadi ibu kota Palestina. (Instagram)
Implikasi dicaploknya Baitul Maqdis atau Yerusalem Sebagai Ibu Kota Zionis Israel yang dipaksakan Donald Trump:

1. Ancaman secara langsung terhadap penghancuran Masjidil Aqsha serta menggantinya dengan kuil Sulaiman seperti yang terus diklaim dan dilakukan Zionis Israel

2. Menghapus hak-hak umat Islam untuk mengunjungi Masjidil Aqsha dengan dalih menjaga keamanan ibukota dan stabilitas negara

3. Mengusir semua orang (khususnya warga Palestina) yang tidak memiliki identitas resmi dari Zionis Israel di Baitul Maqdis

4. Menghapus semua dokumen resmi yang dimiliki warga Palestina di Baitul Maqdis

5. Dihapusnya konsensus internasional untuk menjaga warisan budaya "agama samawi" dengan alasan Zionis Israel memiliki hak untuk mengendalikan, memperluas dan membangun ibukotanya sesuai dengan keinginannya.

Sejumlah rincian ini memicu gelombang protes terhadap Amerika Serikat (AS) dan Israel yang dilakukan bangsa-bangsa di dunia.

Presiden Soekarno atau Bung Karno sejak awal telah melawan aksi penjajahan Israel terhadap Palestina bahkan rela Indonesia tidak ikut Piala Dunia karena menolak melawan Israel, yang di tahun 1963 dimasukkan sebagai Asia.

Bung Karno memilih untuk memboikot Piala Dunia dan memilih untuk menyelenggarakan Ganefo.

Karena itu, sangat wajar Indonesia melawan penjajahan yang dilakukan Israel terhadap Palestina sesuai UUD 1945 untuk menentang segala bentuk penjajahan di muka bumi.

Penulis: Gede Moenanto Soekowati

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini