TRIBUNNEWS.COM - Dalam bukunya berjudul The Holocaust Industry, Profesor Norman G. Finkelstein menyebut bahwa Holocaust telah menguntungkan secara ekonomis bagi sekelompok orang Yahudi.
Bagi kaum Yahudi, Holocaust berarti penghancuran besar terhadap kehidupan, khususnya pembantaian massal dan keji terhadap kaum Yahudi oleh Jerman Nazi di bawah Adolf Hitler pada masa Perang Dunia II.
Lebih jauh, seperti dilansir pada Livestroum, dia banyak mengkritik otoritas Israel mengenai operasinya di Gaza.
Menurut Finkelstein, Israel adalah sebuah negara yang dibangun di atas abu Holocaust.
Sekarang mereka melakukan holocaust terhadap orang-orang Palestina di Gaza.
Dalam sebuah seminar membicarakan serangan Israel ke Palestina di Universitas Waterloo tahun 2016, ada seorang mahasiswi mengajukan pertanyaan dengan gemetar dan menangis.
"Selama berpidato, Anda memojokkan orang Yahudi, beberapa dari kami di sini Yahudi, namun Anda bahkan menyamakan mereka dengan Nazi, bagaimana Anda tega mengatakan ini? ini sangat menyinggung perasaan," kata mahasiswi tersebut.
Sambil mengerutkan dahi pada mahasiswi itu, Dr. Finkelstein berkata tak kalah emosionalnya, Finkelstein bilang:
"Saya tidak menghormati air mata buaya Anda.
Almarhum ayah saya ditahan NAZI dalam kamp Auschwitz dan almarhum ibu saya berada di Majdanek, setiap anggota dari kedua belah keluarga saya dimusnahkan, dan justru karena hal itu saya tidak akan diam saat Israel melakukan kejahatan terhadap orang-orang Palestina.
Tidak ada yang lebih kejam daripada menggunakan penderitaan dan syahid mereka untuk mencoba membenarkan penyiksaan dan brutalisasi dengan pembongkaran rumah yang dilakukan oleh Israel melawan orang-orang Palestina.
Jika Anda memiliki hati, Anda akan menangis untuk orang-orang Palestina."
Dari situ kita paham, tidak semua orang Yahudi di Israel sepakat dengan cara-cara otoritas Israel yang bertindak semena-mena terhadap orang-orang Palestina, baik di Gaza maupun Tepi Barat.
Israel tak terima