News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ketika Pornografi Jadi Strategi Perang, Negara 'Diacak-acak' oleh Gairah Seks

Editor: Rendy Sadikin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Propaganda seks selama perang dunia II.

Setiap selebaran berisi satu bagian dari kehidupan Sam Levy, yang dikatakan datang dari Eropa Timur sebagai penumpang geladak kapal, tetapi menjadi kaya di Amerika pada saat orang-orang Kristen berperang membela negaranya.

Diceritakan bahwa Sam menggoda kekasih seorang tentara A.S. yang sedang luka di front. Pada seri yang paling akhir digambarkan Sam dan Joan masuk ke mobil, diawasi seorang tentara berkaki satu yang berdiri di dekat tempat itu. Gambar-gambar ini memakai teks berupa cerita.

Semuanya dibuat dengan bagus. Tetapi ternyata gagal mencapai maksudnya untuk menghilangkan semangat berperang, karena selebaran seks selalu dianggap sebagai hiburan, bukan membuat penerimanya depresi. Tentara AS berusaha mendapat selebaran itu di bawah hujan peluru karena haus bacaan.

Selebaran untuk memecah belah

Nazi juga membuat selebaran yang menggambarkan Tommy (tentara Inggris) berjuang setengah mati sedangkan GI (tentara Amerika) bersenang-senang dengan wanita-wanita di Inggris, atau mengganggu gadis-gadis Inggris yang tidak berdaya.

Jerman juga mencoba memecah belah perwira dengan bawahan-bawahannya. Digambarkan prajurit-prajurit Amerika luka-luka dan dioperasi pada saat perwira-perwira bermesraan dengan wanita setengah telanjang.

Ketika Italia minta berdamai dengan Sekutu tanggal 8 September 1943, Nazi, menyebarkan selebaran untuk mencelakakan bekas sekutunya. GI dinasihatkan agar menulari diri mereka dengan penyakit kelamin gonorrhoea "jenis Napoli" yang katanya tidak bisa disembuhkan.

Kalau mereka mendapat penyakit ini, mereka akan dikirim pulang ke AS. Untuk mendapat penyakit ini tentu mereka harus berhubungan dengan wanita-wanita Italia.

Mereka juga menyebarkan propaganda mengenai penyakit kelamin. Salah satu menyatakan penyakit kelamin meningkat di kalangan wanita-wanita di negara asal musuh dan 84% dari wanita yang terkena ialah istri tentara AS yang suaminya sedang ditugaskan di luar negeri.

Jepang mempergunakan teknik yang sama. Mereka menyebarkan selebaran untuk Filipina, tetapi memberi kesan bahwa asal selebaran itu dari tentara AS.

Selebaran itu memperingatkan GI bahwa wanita Filipina mudah menyerahkan diri kepada GI asal diberi sedikit bahan makanan dan orang Filipina tidak mengerti kebersihan sehingga menjadi pembawa penyakit. Maksud selebaran ini tentu saja untuk membuat pribumi sipil benci kepada tentara AS.

Tentara AS dibekali atabrine, pil untuk diminum tiga kali sehari agar terhindar dari malaria. Jepang berhasil memberi kesan bahwa pil itu bisa menyebabkan impoten permanen. Akibatnya sebagian besar tentara, terutama yang pendidikannya rendah, berhenti minum pil itu dan menderita malaria.

Jepang juga dengan selebarannya sering menunjukkan GI memperkosa wanita pribumi dan Jepang menjadi penyelamatnya.

Di Malaysia (waktu itu masih Malaya), Jepang menyebarkan selebaran untuk menghasut penduduk agar berontak terhadap Inggris. Tentara Inggris digambarkan memperlakukan wanita-wanita Malaya dengan kurang ajar.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini