TRIBUNNEWS.COM - Sebagian besar negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) telah menyatakan pengakuan Presiden Donald Trump atas Yerusalem sebagai ibukota Israel 'batal dan tidak sah'.
Dilansir Aljazeera, Jumat (22/12/2017), Palestina menyampaikan terimakasih kepada negara-negara yang mendukungnya.
Para pemimpin Palestina mengatakan bahwa hasil voting Majelis Umum PBB adalah kemenangan bagi mereka.
"Keputusan ini menegaskan kembali sekali lagi bahwa Palestina mendapat dukungan dari masyarakat internasional, dan tidak ada keputusan yang dibuat oleh pihak manapun dapat mengubah kenyataan, bahwa Yerusalem adalah wilayah yang diduduki Palestina berdasarkan hukum internasional," Nabil Abu Rudeina, juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas.
Saeb Erekat, kepala negosiator Palestina, mengutuk keputusan Washington namun mengatakan bahwa pemungutan suara PBB menunjukkan penghormatan terhadap peraturan undang-undang.
"Ini adalah hari yang memalukan bagi mereka yang berdiri bahu membahu melawan hukum internasional," katanya.
Baca: AS Kalah Telak, Pengakuan Yerusalem Sebagai Ibu Kota Israel Batal, Begini Rinciannya
"Kami sangat menghargai bahwa mayoritas masyarakat internasional memutuskan, terlepas dari ancaman dan intimidasi AS, untuk berdiri tegak dengan kebijaksanaan, pandangan jauh ke depan, hukum internasional dan peraturan hukum, dan bukan peraturan dari rimba," imbuhnya.
Sementara itu, Mevlut Cavusoglu, menteri luar negeri Turki, co-sponsor resolusi tersebut, mengatakan di Twitter bahwa martabat dan kedaulatan tidak dijual.
Mohammad Javad Zarif, menteri luar negeri Iran, juga menyambut baik hasil pemungutan suara PBB, ia menatakan bahwa kebijakan Trump sangat melenceng dan PBB tidak bisa di intimidasi.
Di sisi lain, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu, sebelumnya menyebut PBB sebagai 'rumah yang penuh kebohongan'.
Ia mengutuk hasil pemungutan suara yang dianggap 'tidak masuk akal' dan mengucapkan terima kasih kepada Trump karena pendiriannya di Yerusalem.
"Saya menghargai kenyataan bahwa semakin banyak negara menolak untuk berpartisipasi dalam sandiwara absurd ini," katanya dalam sebuah pernyataan di televisi.
"Jadi saya menghargai itu, dan terutama saya ingin sekali lagi mengucapkan terima kasih kepada Presiden Trump dan Duta Besar Haley, atas pembelaan dan dukungan mereka terhadap Israel dan pembelaan utama mereka terhadap kebenaran," imbuhnya.