TRIBUNNEWS.COM - Kebanyakan dari kita sangat bergantung pada kendaraan atau alat transportasi ketika berpergian dari satu tempat ke tempat lain.
Tetapi, masih banyak pula orang-orang yang hanya bergantung pada kakinya sendiri untuk berjalan meski tempat tujuannya amat jauh.
Di sebuah daerah pinggiran di Tiongkok, seorang bocah laki-laki berjalan kaki dari rumah ke sekolahnya sepanjang 4,8 kg.
Berjalan di udara dingin dan bersalju, sontak saja, ketika sampai di sekolah, rambut siswa kelas 3 SD ini penuh dengan tumpukan salju putih.
Seperti yang dilansir dari Buzzflare, bocah berusia 8 tahun itu bernama Wang Fuman.
Ia berasal dari Shaoton, Probinsi Yunan, Tiongkok.
Fuman hanya tinggal berdua dengan nenek dan kakaknya.
Ibunya pergi meninggalkannya ketika ia masih amat kecil.
Sementara ayahnya terpaksa bekerja amat jauh untuk memenuhi kebutuhan mereka.
Tidak ada transportasi serta pakaian yang baik untuk melindungi dari dingin dan salju, Fuman harus menerobos badai salju hanya dengan jaketnya.
Ia pun tak memakai topi atau sarung tangan.
Bocah malang tersebut tidak ingin bolos sekolah meski jarang sekolah dari rumahnya sejauh 4,8 km.
Di hari pertama ujian akhir sekolah, suhu turun sampai minus 9 derajat celsius.
Tapi Fuman bersikeras ingin pergi bersekolah.
Ia tiba ke sekolah dengan rambut membeku dan pipi memerah.
Ke-16 teman-temannya pun langsung tertawa melihat penampilannya itu.
Namun Fuman tetap tenang dan bersikap positif karena menurutnya hal itu bukanlah hal yang lucu, melainkan hasil dari perjuangan ke sekolah.
Melansir Metro UK, kepala sekolah SD Zhuanshanbao, Fu Heng, yang melihat muridnya datang dengan kondisi seperti itu, langsung memotret Fuman dan mengunggahnya ke media sosial.
Bocah itu pun langsung mendapat banyak pujian dari netizen.
Menurut gurunya, keluarga Fuman sangatlah miskin hingga tak bisa membeli pakaian musim dingin yang layak.
Nenek Fuman bekerja di ladang dan ia pun sering membantu sang nenek, membuat jari-jarinya yang mungil kotor dan kapalan.
Kepala sekolah Fu Heng kemudian mengungkapkan bahwa "bocah salju" itu diberi sarapan tiap pagi oleh sekolah.
Namun, sekolah tak memiliki penghangat karena kurangnya dana.
Karena itulah Fuman menjadi kesulitan membersihkan rambut bersaljunya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)