TRIBUNNEWS.COM, BUENOS AIRES - Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Buenos Aires, Argentina kembali bantu Anak Buah Kapal (ABK) WNI Wahyu Mustafa yang mengalami kecelakaan kerja di Uruguay.
Wahyu demikian ia disapa, mengalami kecelakaan waktu bekerja di atas kapal yang tengah berlayar di Samudra Atlantik.
Demikian dirilis KBRI Buenos Aires di laman Kementerian Luar Negeri, Rabu (17/1/2018).
Saat dikunjungi Tim Protokol Konsuler KBRI Buenos Aires (14/1/2018) di Montevideo, Wahyu menjelaskan kronologi kecelakaannya.
“Kira-kira pada tanggal 9 Januari 2018 sore hari, mata sebelah kanan saya terkena kail pancing cumi-cumi," kisahnya.
Saat itu, ia sedang bertugas menjaga mesin pancing dan ketika ada tali pancing yang terputus ia mencoba segera mematikan mesin tersebut.
“Namun ketika dimatikan, ada tali pancing yang masih memutar dan kailnya menancap ke bagian bawah mata kanan saya," tuturnya.
Baca: Suhu di Desa Ini Capai Minus 62 Celsius, Bulu Mata Warga Membeku
Pada saat kejadian, kapal berada di sekitar Samudra Atlantik bagian selatan dan diputuskan untuk membawa Wahyu ke Pelabuhan Montevideo, Uruguay.
Agen maritim meminta bantuan KBRI untuk dapat memfasilitasi urusan penerjemahan untuk mempermudah komunikasi antara pihak rumah sakit dengan ABK dimaksud.
Kapal kemudian berlabuh pada tanggal 13 Januari 2018 dan Wahyu dibawa ke Hospital Evangelico Montevideo untuk dilakukan tindakan perawatan segera.
Pada saat dikunjungi KBRI Buenos Aires, Wahyu telah menjalani operasi untuk menutup luka-luka pada matanya, sehingga dapat menutup mata dan dalam keadaan stabil.
Dari perkembangan terakhir yang diterima dari dokter yang merawat, kecelakaan ini menyebabkan kerusakan pada otot dan syaraf mata yang tidak dapat dipulihkan lewat operasi pertama.
Namun demikian, organ retina sebagai bagian yang terpenting berada dalam kondisi yang baik.
Dan oleh karenanya masih diperlukan operasi lanjutan untuk mencoba memperbaiki kerusakan otot dan saraf mata yang diharapkan dapat membantu penyembuhan kemampuan penglihatannya.
Dalam kunjungan tersebut, KBRI juga telah berkoordinasi dengan pihak perusahaan pengirim untuk membantu pengurusan asuransi dan kompensasi, serta sekiranya diperlukan perawatan lanjutan di Indonesia. (*)