Netanyahu Kembali Ajukan Penundaan Sidang Korupsi setelah ICC Keluarkan Surat Perintah Penangkapan
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali meminta penundaan kesaksiannya dalam persidangan korupsinya.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu kembali meminta penundaan kesaksiannya dalam persidangan korupsinya.
Menurut Tim hukum Netanyahu, PM Israel ini meminta sidang ditunda selama 15 hari hingga 17 Desember 2024.
Mereka mengklaim alasan Netanyahu menunda persidangan ini lantaran PM Israel baru-baru ini menghadapi surat penangkapan yang dikeluarkan oleh Pengadilan Kriminal Internasional (ICC).
Surat penangkapan tersebut dikelurkan oleh ICC pada Kamis (22/11/2024) untuk Netanyahu dan Menteri Pertahanan Israel Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza, dikutip dari Anadolu Anjansi.
Awalnya, Netanyahu dijadwalkan untuk menghadiri sidang korupsi pada 2 Desember 2024.
Namun tim pengacara mengatakan bahwa Netanyahu dan timnya belum siap untuk memberikan kesaksian pada tanggal tersebut.
"Ini adalah permintaan penundaan yang singkat dan final, terbatas dan selaras dengan serangkaian pertimbangan yang diperlukan untuk masalah tersebut," kata permintaan tersebut.
"Meskipun ada upaya luar biasa ini, pembelaan belum siap, dan tidak akan mampu memenuhi tujuan kesiapan, untuk memulai pembelaan pada tanggal 2 Desember," kata tim pembela Netanyahu, dikutip dari Palestine Chronicle.
Perlu diketahui, ini bukan pertama kalinya Netanyahu mengajukan penundaan sidang korupsi.
Awal bulan ini, tim pembela Netanyahu telah meminta penundaan selama 10 minggu.
Akan tetapi permintaan Netanyahu tersebut ditolak oleh pengadilan pada 13 November 2024.
Alasan pengadilan menolak permintaan Netanyahu karena pengadilan telah memberinya waktu lima bulan untuk mempersiapkan diri sejak tanggalnya ditetapkan pada bulan Juli.
Baca juga: Pemerintah RI Dukung Penuh Penangkapan Benjamin Netanyahu dan Eks Menhan Israel Sesuai Perintah ICC
Saat ini, Netanyahu menghadapi tuduhan penyuapan, penipuan, dan pelanggaran kepercayaan.
Dakwaan ini telah berlangsung sejak tahun 2020.