News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Tragedi Kemanusiaan Rohingya

Genosida di Myanmar Terbukti, Ditemukan 5 Kuburan Massal Berisi Ratusan Jenazah Muslim Rohingya

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wanita etnis Rohingya menangis di atas kapal yang mengangkut ke lokasi pengungsian. Banyak dari pengungsi adalah ibu dan anak-anak yang meninggalkan kampung mereka di Myanmar untuk menghindari pembunuhan oleh tentara Myanmar.

TRIBUNNEWS.COM, MYANMAR - Utusan khusus PBB untuk Myanmar, Yanghee Lee, mengatakan terkuaknya lima kuburan massal yang belum pernah dilaporkan menunjukkan tanda-tanda genosida atau pembunuhan besar-besaran secara berencana terhadap Muslim Rohingya di Negara Bagian Rakhine.

Bukti adanya lima kuburan massal baru dilaporkan oleh kantor berita Amerika Serikat, Associated Press (AP).

Disebutkan pembunuhan massal kemungkinan terjadi dalam operasi militer pada akhir Agustus 2017 lalu di Desa Gu Dar Pyin, Buthidaung, Rakhine.

Foto-foto citra satelit dan rekaman video menunjukkan bukti yang sama dengan kesaksian para warga desa yang berhasil melarikan diri ke negara tetangga Myanmar, Bangladesh.

Baca: Pengungsi Rohingya Enggan Kembali ke Myanmar

Rumah-rumah orang Rohingya, seperti di Maungdaw ini, dibakar bersamaan dengan operasi militer di Rakhine. (EPA)

Di dalam lima kuburan massal tersebut diperkirakan terdapat 400 jenazah.

"Ya, saya pikir penemuan ini merupakan bagian dari tanda-tanda adanya genosida dan kita harus melakukan penyelidikan," tegas utusan khusus PBB untuk Myanmar, Yanghee Lee, Kamis (01/02).

"Sebelum Myanmar dan rakyatnya dan transisi demokrasinya melangkah lebih jauh, saya pikir Myanmar perlu membersihkan bagasinya: Anda melakukannya, atau tidak? Dan jika mereka terbukti melakukannya, maka harus ada pertanggung jawaban dan akuntabilitas," tambahnya.

Foto 'cocok' dengan kesaksian warga

Pemerintah Myanmar membantah semua laporan tentang pembunuhan massal dan menuding Rohingya sebagai pihak yang berada di belakang kekerasan.

Rohingya tidak diakui sebagai warga negara Myanmar oleh pemerintah Myanmar karena menganggapnya sebagai pengungsi gelap dari Bbangladesh dan menyebut mereka dengan istilah lain, seperti orang Bengali.

Wartawan AP, Foster Klug, menjelaskan kepada BBC bagaimana pihaknya mengindentifikasi kuburan massal dengan mencocokkan citra satelit dan rekaman video dengan kesaksikan para warga.

"Kami menggalinya dengan mewawancarai sekitar 30 penduduk desa tentang diskripsi rinci dari kuburan-kuburan massal itu, lokasinya di desa, apa saja yang ada di dalamnya. Begitu kita mendapat keterangan rinci maka kita cocokkan dengan keterangan warga desa lain untuk memetakan lokasi kuburan-kuburan massal tersebut," papar Foster Klug.

Menurutnya, kemungkinan besar masih terdapat kuburan massal lain yang belum ditemukan di Rakhine. Lima kuburan massal ditemukan di Desa Gu Dar Pyin, Buthidaung.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini