TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON DC - Keputusan Presiden Amerika Serikat ( AS) Donald Trump memecat Menteri Luar Negeri Rex Tillerson sangat mengejutkan.
Sebab, pelengseran politisi 65 tahun tersebut terjadi di saat AS tengah fokus bersiap menghelat pertemuan dengan Korea Utara ( Korut).
Dalam pernyataan resminya, Gedung Putih berkata kalau langkah itu dilakukan sebagai bentuk penyegaran kabinet jelang pertemuan dengan Korut.
"Presiden ingin memastikan mempunyai tim baru ketika mereka bertemu dengan Korea Utara," kata Gedung Putih dikutip dari AFP Selasa (13/3/2018).
Sementara diberitakan oleh The Washington Post, Trump sudah merasa bahwa ini saatnya untuk merombak jajaran kabinetnya.
Baca: Gedung Putih Memanas, Presiden Trump Tantang Menlu AS Lakukan Psikotes
Sejak Jumat pekan lalu (9/3/2018), Trump sudah memberi tahu Tillerson bahwa dia tidak lagi menjabat sebagai Menlu.
Kabar itu yang membuat Tillerson, sebagaimana diberitakan The Post, mempersingkat kunjungannya ke Afrika.
Selain itu, sudah bukan rahasia bahwa Trump sering berselisih paham dengan Tillerson, terutama menyangkut kebijakan AS kepada Korut.
Tillerson, mantan CEO ExxonMobil periode 2006-2016, berusaha untuk mendekati Korut dengan cara yang halus.
Dalam forum Dewan Atlantik Desember 2017, Tillerson menyatakan kalau AS bersedia untuk bernegosiasi tanpa prasyarat apapun dengan Korut.
"Sangat tidak realistis mengatakan kami hanya akan berdiskusi jika mereka (Korut) datang dan siap menyerahkan senjatanya. Mereka sudah berinvestasi sangat banyak di sana," ujar Tillerson saat itu.
Namun, usul Tillerson ditentang oleh Trump.
Sejak awal, Trump menegaskan kalau AS hanya akan duduk semeja dengan Korut jika mereka melakukan denuklirisasi.