Laporan Reporter Kontan, Agung Jatmiko
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Jepang pada hari Sabtu (7/4/2018) mengaktifkan unit marinir pertamanya sejak Perang Dunia II sebagai usaha untuk menangkal kegiatan-kegiatan yang mungkin membahayakan pulau-pulau Jepang di sepanjang tepi Laut Cina Timur yang dikatakan Tokyo, rentan serangan dari China.
Mengutip Reuters, Sabtu (7/4/2018), dalam sebuah upacara yang diadakan di sebuah pangkalan militer dekat Sasebo di pulau barat daya Kyushu, sekitar 1.500 anggota brigade amphibi atau Amphibious Rapid Deployment Brigade (ARDB) mengadakan latihan perang.
"Mengingat situasi pertahanan dan keamanan yang semakin sulit di sekitar Jepang, pertahanan pulau-pulau kami telah menjadi mandat penting," ujar Wakil Menteri Pertahanan Jepang, Tomohiro Yamamoto.
Para kritikus menilai pembentukan unit ini menjadi hal yang kontroversial, karena unit marinir ini dapat memproyeksikan kekuatan militer dan bisa digunakan untuk mengancam tetangga Jepang.
Brigade marinir ini adalah komponen terbaru dari angkatan laut (AL) Jepang yang sedang berkembang dengan perlatan baru nan modern yang mencakup kapal induk helikopter, kapal amfibi, kapal induk Osprey dan kendaraan serbu amfibi.
Kesemuanya dimaksudkan untuk menghalangi ambisi China yang tengah memperluas dominasinya ke Pasifik Barat.
Pergerakan China memang cukup mengkhawatirkan. Pada 2018, Beijing mengklaim sekelompok pulau tak berpenghuni di Laut China Timur yang dikendalikan oleh Tokyo.
Belanja pertahanan China pun terbilang fantastis, tahun ini sekitar 1,11 triliun yuan atau setara dengan US$ 176,56 miliar untuk angkatan bersenjatanya, lebih dari tiga kali lipat Jepang.
Aktivasi dari ARDB ini membawa Jepang selangkah lebih dekat untuk menciptakan kekuatan yang mirip dengan unit ekspedisi laut Amerika Serikat (AS) atau US Marine Expeditionary Unit (MEU) yang mampu merencanakan dan melaksanakan operasi jauh dari pangkalannya.
Baca: Nggak Usah Impor, Petani Lokal Yakin Bisa Penuhi Kebutuhan Garam Nasional
Baca: Farallon Capital Mengincar Saham Mayoritas Bank Permata
Untuk memperkuat pertahanan, perencana militer Jepang sudah mempertimbangkan beberapa tambahan.
Angkatan Pertahanan Diri Udara Jepang atau Japan Air Self Defense Force (JASDF) ingin mengerahkan F-35B untuk beroperasi dari kapal induk Izumo dan Ise atau dari pulau-pulau di sepanjang Laut Cina Timur.
Secara terpisah, Angkatan Pertahanan Diri Darat Jepang atau Japan Ground Self Defense Force (JGSDF) akan memperoleh kapal amfibi kecil hingga sepanjang 100 meter untuk mengangkut pasukan dan peralatan antara pulau-pulau dan dari kapal ke pantai.