Iran Siap Gelar Perundingan Nuklir dengan Tiga Negara Eropa pada 29 November 2024
Iran mengatakan siap menggelar pembicaraan tentang perundingan nuklir dengan 3 negara kuat Eropa yaitu Prancis, Jerman dan Inggris pada minggu ini.
Penulis: Farrah Putri Affifah
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Iran mengatakan siap menggelar pembicaraan tentang perundingan nuklir dengan 3 negara kuat Eropa yaitu Prancis, Jerman dan Inggris pada minggu ini.
Hal tersebut dikonfirmasi oleh Juru bicara Kementerian Luar Negeri Esmaeil Baghaei pada hari Minggu (24/11/2024).
Baghaei mengatakan bahwa pertemuan para wakil menteri luar negeri Iran, Prancis, Jerman dan Inggris akan berlangsung pada hari Jumat, 29 November 2024.
Dalam pertemuan tersebut, berbagai isu akan menjadi topik perbincangan, salah satunya adalah nuklir.
"Berbagai isu dan topik regional dan internasional, termasuk isu Palestina dan Lebanon , serta isu nuklir, akan dibahas," kata juru bicara tersebut dalam pernyataan kementerian luar negeri, dikutip dari The New Arab.
Meski tanggal pertemuan telah dirilis, London maupun Teheran tidak mengatakan di mana pertemuan itu akan berlangsung.
Diadakannya pertemuan ini menyusul resolusi kecaman terhadap Iran yang diadopsi oleh pengawas atom PBB.
Pada hari Kamis lalu, Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) Perserikatan Bangsa-Bangsa mengadopsi sebuah resolusi yang mengecam Iran atas apa yang disebutnya sebagai kurangnya kerja sama.
Resolusi tersebut disetujui oleh ketiga negara yang akan mengadakan pertemuan dengan Iran.
Al Jazeera melaporkan, 19 negara dari 35 anggota IAEA memilih untuk mengecam Iran.
Dua belas negara abstain, sementara Rusia, Tiongkok, dan Burkina Faso memberikan suara menentang resolusi tersebut.
Resolusi ini menandai ketiga kalinya PBB mengambil tindakan tersebut sejak 2020.
Baca juga: Citra Satelit Ungkap Persiapan Akhir di Pangkalan Udara Iran, Produksi 100 Jet Su-35 Secara Kilat?
Menurut IAEA, resolusi ini bertujuan meredakan ketegangan yang meningkat atas program nuklir Iran, yang ditakutkan para kritikus ditujukan untuk mengembangkan senjata nuklir.
Meski begitu, Iran telah berulang kali membantah klaim tersebut.