Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mengenal Sejarah Hanukkah, Hari Raya Yahudi yang Tahun Ini Digelar Bersamaan dengan Natal

Karena jumlah hari di kalender Ibrani dan Gregorian beda, maka perayaan Natal dan Hanukkah yang terjadi di tanggal yang sama merupakan hal yang langka

Penulis: Bobby W
Editor: Suci BangunDS
zoom-in Mengenal Sejarah Hanukkah, Hari Raya Yahudi yang Tahun Ini Digelar Bersamaan dengan Natal
AHMAD GHARABLI / AFP
Keluarga sandera Israel yang ditawan oleh militan Palestina menyalakan Hanukkiah, sebuah kandil menorah bercabang sembilan yang digunakan pada hari raya Yahudi Hanukkah. 

TRIBUNNEWS.COM - Fenomena menarik terjadi pada perayaan Natal di tahun 2024 ini.

Hal ini terjadi karena perayaan Hanukkah yang merupakan hari raya Umat Yahudi diperingati pada saat bersamaan hari Natal, tanggal 25 Desember 2024, 

Hari Hanukkah, juga dikenal sebagai Festival Cahaya, adalah perayaan dalam tradisi Yahudi yang berlangsung selama delapan hari berturut-turut.

Tanggal perayaannya bervariasi setiap tahun karena mengikuti kalender Ibrani, yang berbasis bulan, dan bukan kalender Gregorian.

Hanukkah dimulai pada tanggal 25 Kislev dalam kalender Ibrani.

Dalam kalender Gregorian, ini biasanya jatuh pada akhir November hingga akhir Desember.

Pada tahun 2024 sendiri, Hanukkah akan dimulai pada malam 25 Desember dan berakhir pada malam 2 Januari 2025.

Berita Rekomendasi

Karena jumlah hari di kalender Ibrani dan Gregorian berbeda, maka perayaan Natal dan Hanukkah yang bisa terjadi pada tanggal yang sama merupakan peristiwa langka.

Guna mengenal lebih jauh terkait perayaan Hanukkah tersebut, berikut adalah penjelasan singkatnya.

Sejarah Hari Raya Hanukkah

Lighting of National Hanukkah Menorah, Washington
Lighting of National Hanukkah Menorah, Washington (momondo.com)

Sejarah Hanukkah berakar pada abad ke-2 SM, ketika bangsa Yahudi menghadapi penindasan yang keras di bawah kekuasaan Kekaisaran Seleukia yang menganut ajaran dewa Yunani.

Baca juga: Tentara Israel Diskors setelah Nyanyi Lagu Hanukkah di Masjid, IDF: Itu Merusak Citra Kami

Raja Antiokhus IV Epifanes, penguasa Seleukia, melarang praktik agama Yahudi dan mendirikan altar bagi dewa Yunani, Zeus di wilayah Bait Suci di Yerusalem. 

Dalam situasi ini, kelompok pemberontak Yahudi yang dipimpin oleh keluarga Makkabi bangkit untuk melawan.

Setelah pertempuran panjang, pasukan Makkabi berhasil mengalahkan pasukan Seleukia dan merebut kembali wilayah Bait Suci. 

Saat mereka ingin menyucikan kembali Bait Suci dan menyalakan menorah, mereka hanya menemukan sedikit minyak tanah murni yang diperkirakan hanya cukup untuk satu hari.

Namun, secara ajaib,  jumlah minyak tanah yang sedikit itu dapat terus menyala selama delapan hari.

Keajaiban ini menjadi inti perayaan Hanukkah.

Baca juga: Israel Tantang Hizbullah Lanjutkan Perang, Bombardir Bekaa Pertama Kalinya Sejak Gencatan Senjata

Tradisi Hanukkah

Selama Hanukkah, keluarga Yahudi menyalakan satu lilin setiap malam hingga seluruh menorah menyala pada malam kedelapan. 

Selain itu, perayaan ini juga diiringi dengan doa, lagu, dan kebiasaan seperti:

  • Makan makanan yang digoreng dalam minyak, seperti latkes (panekuk kentang) dan sufganiyot (donat isi selai), untuk memperingati keajaiban minyak.
  • Permainan dreidel, sebuah gasing empat sisi dengan huruf-huruf Ibrani yang melambangkan "Nes Gadol Haya Sham" (Keajaiban besar terjadi di sana).
  • Memberikan hadiah atau uang (gelt) kepada anak-anak, yang kini sering digantikan dengan hadiah di era modern ini.

(Tribunnews.com/Bobby)

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas