News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Puluhan Ribu Demonstran Di Hongaria Tuntut Sistem Pemilu Baru

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Demonstran tidak puas dengan hasil pemilihan umum Minggu lalu, dan berkumpul di depan gedung Parlemen di alun-alun Kossuth di pusat kota Budapest, Hongaria, Sabtu, 14 April 2018

Orban, yang berfokus pada kampanye terhadap demonisasi migran, telah menjanjikan 'perubahan signifikan' dalam pemerintahan berikutnya, yang dapat mendorong amandemen konstitusi terhadap migrasi.

Oposisi yang terfragmentasi sistem pemilihan yang rumit, secara tidak proporsional menguntungkan partai terbesar, Fidesz.

Selain itu, keputusan Orban untuk memfasilitasi kewarganegaraan bagi warga Hongaria yang tinggal di negara-negara tetangga seperti Rumania dan Serbia, semuanya berkontribusi pada besarnya kemenangan Orban pada 8 April lalu.

Lebih dari 96 persen pemilih berasal dari negara-negara yang berbatasan, termasuk wilayah yang lepas dari Hongaria setelah Perang Dunia I, yang mendukung partai Orban.

"Ketika saya bertanya kepada kakek nenek saya, mengapa mereka mengizinkan (diktator komunis) Matyas Rakosi untuk tetap berkuasa begitu lama, mereka menjawab bahwa mereka takut," kata penulis sekaligus jurnalis Gergely Homonnay, salah satu penyelenggara aksi tersebut saat menyampaikan kepada para demonstran.

Ia pun kemudian berteriak, "saya tidak takut, kami tidak takut."

Baca: Ahmad Doli Nilai Pernyataan Amien Rais soal Partai Tuhan dan Partai Setan Sangat Berlebihan

Homonnay mengatakan bahwa pengunjuk rasa itu memiliki tiga permintaan yakni mengubah sistem pemilihan yang selamanya menempatkan Fidesz pada kekuasaan.

Kemudian, mengusir Kepala Jaksa Peter Folt yang merupakan sekutu Orban karena selama Folt bekerja, tidak ada satupun kasus korulsi yang ia selidiki.

Lalu, mengeluarkan Fidesz dari campur tangannya terhadap media pemerintah, Fidesz dianggap menjadi promotor propaganda pemerintah yang dituding 'tidak punya rasa malu' dalam beberapa tahun terakhir.

Sedangkan Orban mengklaim bahwa partai-partai oposisi ingin mengubah Hongaria menjadi 'negara imigran' dengan bantuan Uni Eropa, PBB dan miliarder berdarah Hongaria-Amerika sekaligus seorang filantropis, George Soros, namun tudingan Orban itu ditampik pihak oposisi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini