Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNNEWS.COM, BUDAPEST - Puluhan ribu Demonstran anti-pemerintah merapatkan barisan di ibu kota Hongaria, Budapest pada Sabtu lalu.
Mereka menuntut adanya sistem pemilihan baru dalam unjuk rasa terbesar dalam beberapa tahun terakhir.
Dikutip dar laman The Washington Post, Minggu (15/4/2018), Perdana Menteri Viktor Orban terpilih kembali untuk masa jabatan keempatnya pada pekan lalu.
Partai populis sayap kanannya, Fidesz memenangkan suara mayoritas dalam majelis nasional, dengan hasil awal menunjukkan bahwa partai tersebut dan sekutunya, Partai Demokratik Kristen memenangkan 134 kursi di legislatif yang memiliki 199 kursi.
Baca: Markas Militer Iran di Suriah di Bom Pesawat Tempur Tak Dikenal
Para pendukung oposisi pun marah karena aturan pemilu Hongaria telah memberikan partai Orban mayoritas kursi di parlemen, padahal hanya memenangkan sekitar 50 persen suara.
Sementara partai oposisi sayap kiri, memenangkan 12 dari 18 kursi yang dipertaruhkan di distrik Budapest.
Sedangkan partainya Orban, Fidesz memenangkan 85 kursi dari 88 kursi di luar ibu kota.
93 kursi lainnya dialokasikan berdasar pada suara untuk daftar jumlah partai.
Para pengunjuk rasa berbaris dari kawasan Opera ke depan Gedung Parlemen dan meneriakkan 'pemilu baru', 'kami adalah mayoritas', 'Vik-tator' dan 'Fidesz menjijikkan'.
Jumlah pengunjuk rasa membanjiri sepanjang kawasan alun-alun Kossuth Square di luar parlemen neo-Gothic, menyaingi aksi damai pro pemerintah yang diadakan pada 15 Maret lalu.
Koordinator aksi tersebut mengatakan protes anti-pemerintah akan kemnali dilakukan pada akhir pekan depan.
"Kami menginginkan pemilihan yang baru dan adil, ini adalah tanggung jaeab pemerintah dan kami akan mengingatkan mereka tentang ini, (aksi kami lakukan) secara damai dan masif," teriak aktivis oposisi Gergely Gulyas.