Bahkan dalam misi airlift ke area berbahaya, Phoenix Raven dilibatkan dalam perencanaan prosedur dalam misi.
Sejak dari pesawat mendarat, menuju tempat parkir, kapan dan bagaimana pengamanan dalam proses bongkar muat, hingga pengaturan keamanan muatan, awak dan pesawatnya sendiri.
Phoenix Raven ditugaskan dalam semua misi AMC. Mulai dari TSM (theater support mission),contingency airlift mission, penempatan ke suatu lokasi atau deployment hingga exercise.
Banyaknya tugas di medan tempur tidak berarti di dalam negeri Phoenix Raven menganggur.
Pengamanan aset strategis AMC, seperti pesawat tanker juga dilakoni tim elit ini.
Latar belakang Phoenix Raven tak lepas dari peristiwa teror “9/11”.
Dalam melakoni misi-misi global khususnya Global War On Terror, keberadaan pesawat angkut militer AS rentan diserang.
Karena itulah, salah satu materi latihan yang diberikan pada personel satuan yang sering dijuluki Murder Crews adalah atbara (antiteror bajak udara).
Program pelatihan digawangi oleh United States Air Force Expeditionary Center di pangkalan udara Joint Base McGuire-Dix-Lakehurst, New Jersey, AS.
Pelatihan dilaksanakan secara intensif selama 22 hari, 12 jam per hari, yang terbagi menjadi beberapa materi yang tak jarang melibatkan satuan elite lain.
Beberapa materi yang dilatihkan dalam program Phoenix Raven di antaranya cross-cultural awareness (mendeteksi ancaman secara sosial lewat pemahaman budaya lokal), legal consideration (pengamanan dengan pertimbangan spek legal setempat), hingga airfield survey(survei pangkalan udara).
Salah satu materi yang seru adalah pertempuran jarak dekat (PJD/CQB) dalam ruangan sempit di dalam kabin pesawat.
Di sinilah seninya, bagaimana memprioritaskan keselamatan nyawa manusia terutama awak atau bahkan sandera jika ada.
Lulus dari program pelatihan ini, para personel Murder Crews mempertahankan keahlian lewat latihan rutin, baik fisik maupun latihan misi yang kerap dilakukan bersama AFSOC (Air Force Special Operations Command).
Angkatan pertama Phoenix Raven lulus 1997, dan hingga saat ini sudah meluluskan sekitar 2.000 personel.