TRIBUNNEWS.COM, WELLINGTON-Kakak Herman, lebih dulu mengadu nasib di negara di wilayah Asia Pasifik, Selandia Baru. Wellington, Ibu Kota Selandia Baru, kini terdapat sebuah tempat cukur rambut yang dikelola Herman sejak tiga tahun lalu.
Pria asal Nusa Tenggara Barat (NTB) ini mengaku meneruskan usaha dari kakaknya. Bernama Groom Barber Stylist di Tinakori Road milik Herman ini, kini usaha cukur rambut miliknya sudah memiliki banyak pelanggan. Kakak Herman, yang lebih dulu datang memiliki usaha yang sama di Featherstone Street, di tengah kota Wellington.
Herman yang sudah menikah dengan gadis asal Bekasi ini tak sendirian. Saat menyambangi kios cukurnya, Herman ditemani oleh karyawannya bernamma Lulisa Kurniawati. Lui menjelaskan, dirinya adalah warga Indonesia kelahiran Semarang, Jawa Timur.
Bersama suamianya, juga orang Indonesia. Lui sudah delapan tahun tinggal di Kota Wellington. “Awalnya ingin menetap di Australia. Tapi akhirnya di memilih di sini, di Kota Wallington. Enak tinggal disini, orangnya ramah dan saling menghargai. Meski kadang rindu juga kampung halaman,” ungkap Lui sumringah.
Negara Selandia Baru adalah salah satu negara kaya di Asia Pasifik. Mayoritas penduduk Selandia Baru adalah keturunan bangsa-bangsa dari Eropa. Pribumi bangsa Selandia Baru adalah Maori, kemudian orang Asia. Orang Selandia Baru senang dipanggil orang Kiwi.
Selandia Baru adalah negara maju dengan tingkat pertumbuhan ekonomi menyaingi Eropa Selatan. Wikipedia mencatat, Indeks Pembangunan Manusia-nya menempatkan Selandia Baru di urutan ketiga. Ekspor merupakan andalan utama perekonomian negara ini sehingga dampak perekonomian dunia berpengaruh langsung pada kondisi ekonomi negara ini.
Terkini, pemerintah Selandia Baru dalam hampir satu dekade, menjanjikan negaranya menjadi bangsa yang adil berkembang dan berhasil , diukur oleh kehidupan rakyanya yang lebih baik.
Menteri Keuangan Grant Robertson mengatakan pemerintah koalisi Buruh ingin mengelola isu kemiskinan anak dan tunawisma untuk segera diakhiri. Robertson mengatakan, anggaran di tahun 2018 difokuskan pada pembangunan kembali layanan publik, terutama sektor perawatan kesehatan.
Banyak orang Indonesia tinggal di Selaindia Baru, dan tersebar di beberapa tempat. Selain untuk menuntut ilmu, ada juga yang sudah tinggal berpuluh-puluh tahun. Riadi Subagya salah satu warga Indonesia yang sejak tahun 1993 hijrah dan berprofesi sebagai supir taksi di Kota Wellington.
Sayang, tribun tak sempat bertemu dengan Riadi. Penjelasan Duta Besar Indonesia untuk Selandia Baru, Tantowi Yahya,Riadi berfrofesi sebagai supir taksi yang dilengkapi karaoke, untuk memanjakan penumpang.
Dubes Tantowi kemudian menjelaskan, orang Salendia Baru juga senang berkunjung ke Indonesia. Dua tahun lalu, lanjutnya, wisatawan dari negeri Kiwi ini mencapai 100.000 orang, naik 20 persen dibanding tahun sebelumnya
“Pendukuduk New Zaeland (Selandia Baru) hanya 4.6 juga tapi, setiap tahun 2.5 juta orang berpergian. Saya rasa, tidak ada negarea Indonesia yang 50 persen penduduknya berpergian setiap tahun dan kita hanya dapat 100 ribu setiap tahunnnya,” kata Dubes Tantowi.
Ada juga Reza Abdul Jabar orang Indonesia yang sudah lama dan suskses menjadi peternak di sana. Ada juga pria asal Surabaya, Reynold Tagor yang baru dua tahun lalu bekerja di Weta Digital, sebuah perusahan yang khusus, terlibat dalam pembuatan film-film Hollywood.Reynold, saat Presiden Jokowi berkunjung ke Selandia Baru, adalah yang membuat patung GarudaWisnu Kencana “Keahlian saya memang membuat patung dan monster,” cerita Reynold singkat.
Karya-karyanya bisa dilihat di beberapa film Hollywood. Film Iron Man, Chipmunks, The Hobbit dan bberapa karya film Hollywood lainnya.