Laporan wartawan tribunnews.com, Wahyu Firmansyah
TRIBUNNEWS.COM, MANAGUA - Presiden Nikaragua Daniel Ortega mengadakan pembicaraan dengan kelompok oposisi dalam upayanya meredakan kerusuhan anti-pemerintah yang menewaskan lebih dari 50 orang.
Dialog yang berlangsung di ibukota Managua, melibatkan perwakilan mahasiswa dan serikat pekerja yang memimpin protes terhadap Ortega.
Baca: Jika Terpilih Jadi Presiden, Sam Aliano Janji Tutup Facebook, Telegram Hingga Youtube
Ortega mengatakan, tujuan dari perundingan adalah untuk melewati momen tragis dan mengembalikan perdamaian di Nikaragua, seperti dilansir AFP, Kamis (17/5/2018).
Namun Ortega sempat terganggu oleh beberapa perwakilan dari mahasiswa yang memanggilnya dengan pembunuh.
"Kami datang untuk menuntut Anda segera menghentikan serangan-serangan itu. Anda adalah bos paramiliter, pasukan, dan gerombolan pendukung pemerintah," kata seorang pemimpin koalisi mahasiswa, Lester Aleman.
Kerusuhan ini merupakan yang terburuk yang dihadapi oleh Ortega dalam 11 tahun terakhir masa kepemimpinannya.
Rosario Murillo, yang merupakan wakil presiden dan juru bicara pemerintah.mengatakan, "kami datang ke sini dengan itikad baik" dan mendesak semua yang hadir "untuk memikirkan Nikaragua."
Tetapi, perwakilan mahasiswa di ruangan itu menjelaskan bahwa mereka menginginkan presiden dan Murillo untuk mundur.
Mereka juga menggunakan kesempatan itu untuk menolak penggambaran Ortega atas banyak orang yang tewas sebagai penjahat atau pengacau.
"Mereka mahasiswa, bukan penjahat," teriak mereka.
Pembicaraan itu terjadi satu hari setelah bentrokan terbaru antara demonstran dan polisi, di kota utara Matagalpa.
Aksi protes awalnya dipicu oleh gagalnya upaya untuk mereformasi sistem jaminan sosial yang hampir bangkrut dan kemudian berubah menjadi unjukrasa yang menuntut pemberhentian Ortega.