Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sosok Sara Duterte, Wapres Filipina yang Sewa Pembunuh untuk Habisi Nyawa Presiden Ferdinand Marcos

Survei terkini juga menunjukkan Sara Duterte sebagai kandidat kuat calon presiden pada pemilihan presiden Filipina tahun 2028 mendatang.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Sosok Sara Duterte, Wapres Filipina yang Sewa Pembunuh untuk Habisi Nyawa Presiden Ferdinand Marcos
tangkap layar Live Streaming Kementerian Pendidikan Filipina
Wakil Presiden Filipina, Sara Duterte. 

TRIBUNNEWS.COM, FILIPINA -  Konstalasi politik di Filipina, negara tetangga Indonesia, itu kini benar-benar panas.

Penyebabnya Wakil Presiden (Wapres) Filipina Sara Duterte secara terbuka mengumumkan ingin membunuh Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr.

Bahkan Sara Duterte klaim telah menyewa pembunuh untuk menghabisi nyawa sang presiden.

Ibu Negara Liza Aranetaa dan Ketua DPR Filipina juga tak luput dari ancaman.

Ancaman itu mencuat karena konflik antara kedua keluarga politik itu yang kian melebar.

Sara Duterte menuduh Presiden Marcos Jr sebagai pencandu narkoba dan Ibu Negara  melakukan korupsi.

Sosok Sara Duterte

Sara Duterte dengan nama panjangnya Sara Zimmerman Duterte, yang populer dengan nama Inday Sara, adalah wakil presiden Filipina ke-15 dan termuda.

Berita Rekomendasi

Lahir pada tanggal 31 Mei 1978 di Kota Davao, ia adalah putri dari mantan presiden Rodrigo Duterte.

Ia menikah dengan pengacara Manases Reyes Carpio dan dikaruniai tiga orang anak.

Baca juga: Usai Ancam Membunuh Presiden Filipina, Wapres Filipina Kini Sarankan Tes Narkoba

Sara Duterte menyelesaikan gelar di bidang terapi pernapasan di San Pedro College di Davao City sebelum ia mengambil jurusan hukum di San Beda College dan kemudian di San Sebastian College-Recoletos, keduanya di Manila.

Ia lulus ujian advokat pada tahun 2005, dan memulai karier politiknya tak lama setelah itu.

Pada tahun 2007, ia terpilih sebagai wakil wali kota Davao City, bekerja bersama ayahnya yang telah lama menjabat sebagai wali kota.

Pada tahun 2010, ia menggantikan ayahnya, yang telah mencapai batas masa jabatannya sebagai wali kota, dan bekerja hingga tahun 2013, ketika Duterte yang lebih tua diizinkan untuk mencalonkan diri sebagai wali kota lagi.

Masa jabatan pertamanya sebagai wali kota  hebohkan publik saat dia meninju seorang polisi, yang sedang memberikan perintah pembongkaran terhadap para pemukim warga.

Perseteruan Menuju Pilpres 2028?

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas