TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan bertemu dengan Perdana Menteri Singapura pada Senin ini.
Pertemuan digelar di tengah persiapan menit-menit terakhir untuk pertemuan puncak KTT bersejarah dengan Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un.
Pertemuan yang dijadwalkan tersebut akan mempertemukan Trump dengan Lee Hsien Loong, keduanya akan makan siang bersama sehari sebelum Trump dan Kim bertatap muka.
Sementara itu, Trump dan Kim direncanakan akan bertemu pada Selasa esok, di Singapura pukul 09.00 waktu setempat.
Baca: Singapura Fasilitasi Pertemuan Kim Jong Un dan Trump
Dilansir dari laman Fox News, Senin (11/6/2018), Sekretaris Pers Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan kepada wartawan bahwa Duta besar AS untuk Filipina, yang telah memimpin negosiasi kebijakan dengan Korut, akan mengadakan kelompok kerja (Pokja) dengan delegasi Korut pada hari ini sekira pukul 10.00 pagi waktu Singapura.
Hal itu dilakukan untuk menyiapkan segala keperluan kedua kepala negara jelang KTT.
"Senang berada di Singapura, kegembiraan di udara!," cuit Trump dalam akun Twitternya pada Senin pagi.
20 Latihan Soal IPAS Kelas 4 SD BAB 4 Kurikulum Merdeka serta Kunci Jawaban, Perubahan Bentuk Energi
Latihan Soal & Kunci Jawaban Informatika Kelas 10 SMA/MA Materi Informatika dan Keterampilan Generik
Sedangkan Kim Jong Un, mengadakan pertemuan sendiri dengan Lee pada hari Minggu pagi kemarin, setelah ia mendarat di negara pulau itu sebelum Trump tiba dari agenda KTT G7 'kontroversialnya' yang digelar di Kanada bersama enam negara maju lainnya.
"Seluruh dunia sedang menyaksikan pertemuan bersejarah antara Korut dan AS, dan terima kasih atas upaya tulus anda, kami dapat menyelesaikan persiapan untuk pertemuan bersejarah ini," kata Kim kepada Lee melalui seorang penerjemah.
Bagian dari hal terpenting dalam KTT pada Selasa esok adalah Kim yang selama ini dinilai memiliki keterbatasan untuk tampil di panggung dunia, baru saja secara terbuka meninggalkan negaranya selama tiga kali sejak mengambil alih kekuasaan setelah kematian ayahnya pada akhir 2011 lalu.
Kim melakukan perjalanan dua kali ke Tiongkok dan satu kali melintasi perbatasannya ke bagian Selatan Zona Demiliterisasi pada KTT yang terjadi baru-baru ini dengan para pemimpin Tiongkok dan Korea Selatan.
Tidak jelas apa yang akan diputuskan Trump dan Kim pada Selasa esok, namun kemungkinan lainnya adalah mereka akan melakukan kesepakatan untuk mengakhiri Perang Korea.
Selain itu Korut mungkin saja akan meminta AS menarik pasukannya dari Semenanjung Korea.
Pertempuran berakhir pada 27 Juli 1953, tetapi perang secara teknis masih berlanjut hingga hari ini.
Korea Utara mungkin akan melihat perjanjian dan meminta jaminan keamanannya dari AS sebagai cara terbaik untuk menjaga dinasti keluarga Kim.
Pengakuan berikutnya yakni dianggap sebagai 'negara yang normal', memungkinkan Korut mendapatkan keringanan sanksi dan mendapatkan bantuan dan investasi internasional.
Bahkan, hanya bertemu dengan Trump saja bisa memberikan Kim sebuah pengakuan yang sejak lama diincar Korut, yakni menjadikannya sebagai pemain global dan pemimpin negara yang patut dihormati.