TRIBUNNEWS.COM, SINGAPURA - Sekitar 2.500 wartawan dari seluruh dunia meliput pertemuan penting Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un di Singapura.
Perhatian media tidak hanya pada topik perdamaian dan denuklirisasi yang diusung kedua negara.
Media juga memberi perhatian terhadap Kim Jong Un yang memboyong rombongan besar sekitar 100 orang dari Pyongyang ke Singapura.
Hampir 99 persen dari anggota yang dibawa tidak pernah ke luar negeri, apalagi ke Singapura, sebagai satu kota metropolis dunia.
Baca: Ketika Iqbaal Ramadhan Kelepasan Makan Kentang Goreng Sebelum Bedug Magrib
Kim sendiri begitu tiba di Bandara Internasional Changi mengatakan, ia sudah lama berencana ke Singapura dengan atau tanpa KTT.
Begitu berada di Singapura, rombongan Kim langsung menikmati apa yang belum pernah mereka temui di negara mereka selama ini.
Reuters melaporkan, sejak Minggu malam hingga Senin (11/6/2018) siang, sejumlah anggota delegasi terlihat mulai sibuk berbelanja.
Delegasi Korea Utara menginap di hotel bintang lima St Regis yang memang sangat mewah bagi anggota rombongan tersebut.
Baca: Ketika Kim Jong Un Berfoto Selfie Saat Berjalan-jalan Di Singapura
Rombongan tinggal di tiga lantai teratas hotel tersebut.
Petugas keamanan hotel membatasi kontak fisik delegasi dengan tamu hotel lainnya, termasuk melarang pengambilan foto.
Biaya sarapan prasmanan di hotel tersebut US$ 47 atau sekitar Rp 650 ribu per orang atau hampir sama dengan penghasilan kebanyakan orang Korea Utara dalam sebulan.
Staf media Korea Utara terlihat mengambil foto dimsum China, kue kering, dan telur goreng serta foto-foto saat mereka makan di ruang makan yang besar.
Sajian semacam ini tidak pernah terdengar bagi sebagian besar warga Korea Utara, bahkan bagi pejabat pemerintah mereka.
Baca: Pertemuan Trump-Kim Jong Un Secara Tidak Langsung Akan Berdampak Terhadap Indonesia
Ideologi pemerintahan "Juche" Korea Utara yang mengutamakan swasembada dan kemandirian, telah membawa stagnasi ekonomi, kemiskinan yang meluas, dan terkadang kelaparan.
Sebagian besar warga Korea Utara bergantung pada diet monoton beras, jagung, kacang kimchi. dan pasta.
Mereka kekurangan lemak dan protein esensial, menurut kesaksian dari pembelot dan dari pejabat PBB yang diizinkan untuk berkunjung.
Program Pangan Dunia PBB mengatakan, seperempat anak-anak Korea Utara di bawah lima tahun menderita kekurangan gizi kronis.
Pada Minggu malam, beberapa jam setelah Kim dan delegasinya tiba di Singapura, wartawan Reuters melihat pejabat Korea Utara -beberapa mengenakan pin delegasi- memesan makan malam di restoran China hotel tersebut.
Beberapa di antara mereka bahkan keluar untuk membeli makanan cepat saji Barat.
Sekelompok staf keamanan Korea Utara terlihat kembali ke hotel dengan kardus McDonald's yang tidak ada di negaranya.
Dua pejabat Korea Utara terlihat kembali dari perjalanan belanja dari toko alat tulis dan hadiah NBC, kemungkinan membeli oleh-oleh.
Penulis: Alfian Zainal
Artikel ini telah tayang di tribunbatam.id dengan judul: Tiba di Singapura, Anggota Delegasi Korea Utara Langsung Borong Makanan McDonalds dan Oleh-oleh