News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sempat Alot Selama 10 Jam, Para Pemimpin Uni Eropa Sepakat Kendalikan Masuknya Migran dan Pengungsi

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi: Kapal Alexander Maersk yang telah membawa 113 pengungsi yang diselamatkan kapal penyelamat Lifeline pada Jumat lalu (Salvatore Cavalli/AP)

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari

TRIBUNNEWS.COM, BRUSSELS - Sejumlah pemimpin Uni Eropa telah mencapai kesepakatan yang bertujuan untuk mengendalikan masuknya migran dan pengungsi ke Eropa.

Kesepakatan itu berhasill dicapai, Jumat pagi waktu Brussels, Belgia, setelah hampir 10 jam negosiasi di KTT Uni Eropa berlangsung alot.

Dilansir dari laman Al Jazeera, Jumat (29/6/2018), para pemimpin itu sepakat bahwa pusat pengawasan bisa dibentuk di negara-negara anggota atas dasar sukarela demi alasan kecepatan dan keamanan dalam pemrosesan.

Baca: Terus Didesak Amerika Serikat, India Bersiap Pangkas Impor Minyak dari Iran

Keputusan itu memudahkan pemrosesan dalam membedakan mana migran gelap dan mana pengungsi yang memenuhi syarat untuk mendapatkan suaka.

Kendati demikian, belum jelas negara mana yang akan menjadi tuan rumah dari pusat pengawasan itu.

Sementara para pemimpin itu juga sepakat meningkatkan pendanaan untuk Turki dan Afrika Utara serta memperkuat perbatasan eksternal Eropa.

Baca: Mahathir: Banyak Orang Indonesia Tinggal di Malaysia, Termasuk Mertua Saya

Platform disembarkasi regional, dimana para migran dan pengungsi akan diproses di negara-negara non Uni Eropa akan secara cepat dieksplorasi berdasarkan perjanjian itu, seperti yang dilaporkan BBC.

Perdana Menteri Italia Giuseppe Conte mengatakan, "hari ini Italia tidak lagi sendirian,".

Perlu diketahui, Italia sebelumnya telah mengancam akan mem-veto kesepakatan apapun, jika sesama pemimpin Uni Eropa gagal berbuat lebih banyak untuk membantu negaranya yang menjadi tujuan sebagian besar migran dan pengungsi.

Baca: Usai Ketemu Mahathir, Jokowi Bercerita ke Wartawan Pengalaman Test Drive Mobil Proton di Malaysia

Komisaris migrasi Uni Eropa Dimitris Avramopoulos memuji perjanjian tersebut sebagai 'langkah positif pertama menuju lebih banyak solidaritas'.

Sedangkan Kanselir Jerman Angela Merkel mengatakan kepada wartawan bahwa Uni Eropa saat ini masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk menjembatani berbagai pandangan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini