Laporan Koresponden Tribunnews.com, Richard Susilo di Jepang
TRIBUNNEWS.COM, TOKYO - Jepang sedang memasuki musim panas sampai dengan akhir Agustus mendatang.
Salah satu keramaian yang jadi sasaran masyarakat Jepang adalah festival (matsuri) musim panas mulai Juli ini sampai dengan sekitar pertengahan Agustus mendatang.
Namun di beberapa lingkungan di Jepang tidak sedikit kini mulai terganggu kebisingan suara akibat penyelenggaraan matsuri tersebut sampai malam.
Sebuah matsuri musum panas yang tidak biasa seperti "Silent Bon Odori" dilakukan di Kota Tokai Perfektur Aichi.
Ide untuk menghilangkan suara peluit dan suara drum yang melekat di festival telah jadi trend saat ini dengan jumlah peserta semakin banyak dalam dua hari bisa sekitar 400 orang.
Baca: Polisi Kejar Pria Berinisial F terkait Kasus Pembuangan Dua Jasad Bayi Kembar
Para peserta yang ikut tarian bon odori tersebut membawa radio seluler dan menyambungkan suara menggunakan earphone atau headphone ke telinganya.
Suara muncul lewat radio FM setempat. Semua peserta sama-sama mendengarkan lewat earphone atau headphonenya masing-masing lalu menari sesuai lagu yang didengar di telinganya.
Festival musim panas dengan silent (diam) tak bersuara tercatat dimulai tahun 2009 pada saat Ota Jump Festival yang diadakan di Ota-machi juga di Perfektur Aichi.
Musik klasik Bon Odori dilewatkan oleh gelombang radio FM, penari menyesuaikan diri dengan radio portabel dengan frekuensi yang ditentukan oleh penyelenggara dan mendengarkan lagu melalui earphone.
Keadaan yang tidak bising tersebut justru membuat "pemandangan surealis menarik" di acara tersebut sehingga banyak yang mengomentari, "Agak aneh ya tapi menarik dan seolah tanpa emosi tapi ada sih karena telinga mendengarkan musik, jadi bingung," kata Takahashi yang pernah ikut Silent Festival tersebut khusus kepada Tribunnews.com, Selasa (17/7/2018).
Baca: Oknum Dai Terduga Kasus Penipuan Sudah Ditahan Polisi Tapi Uang di Rekeningnya Terus Bertambah
Aki Morioka (51), ketua festival matsuri di Perfektur Aichi mengungkapkan, sering banyak orang berbicara tentang keheningan karena terkait dengan penanggulangan kebisingan.
"Kami melakukan pada awalnya di tempat parkir di luar kota, tidak perlu khawatir tentang sekitarnya. Namun yang lebih jadi masalah saat ini adalah menarik peserta matsuri karena semakin kurang akibat penuaan usia. Ada batasan untuk rencana revitalisasi dalam hal petugas distrik dan juga kotak makan siang penjaga toko. Namun jumlah manusia di Jepang yang terus menurun jadi keprihatinan besar," ungkap Morioka.